Rekan ELTECH yang budiman, kota Palu dan Donggala beberapa saat yang lalu diterjang musibah yang menelan banyak kerugian yang bukan hanya korban nyawa, materi, infrastruktur dsb. Kita patut bersedih dengan peristiwa ini. Namun, di sisi lain, penulis sangat miris terhadap struktur bangunan kita yang kurang ramah terhadap gempa. Belum lagi hilang ingatan kita dengan gempa di Bali, gempa di Palu sudah meluluhlantahkan hampir semua infrastruktur, Palu lumpuh total. Palu dan Donggala mengalami pergerakan tanah yang dinamakan LIKUIFAKSI.
Taukah kita gempa yang terjadi di Palu/Donggala itu adalah Likuifaksi?
Likuifaksi adalah suatu peristiwa penurunan tanah yang disebabkan oleh berkurangnya kekuatan geser dengan kondisi volume, tegangan geser dan tegangan efektif tetap akibat peningkatan tekanan air pori saat gempa. Tanda-tanda ini dapat dilihat dengan situasi sand blows, flowliquifaction/ liquifaksi aliran (yang menyebabkan lateral spreading dan landslides) atau cyclic mobility.
Dengan mudah, kita bisa memahami kondisi likuifaksi ini dengan ilustrasi berikut:
Misalkan kita membuat segumpalan tanah di sebuah ember. Kemudian kita isi air ¾ dari volume tanah di dalam ember (tanah terisi setengah/tidak terendam penuh). Sekarang air dan tanah berada dalam keadaan diam jika ember dibiarkan diam. Tapi, jika ember kita guncang pelan, perlahan air akan naik ke atas dan tanah otomatis bercampur air. Akibatnya, tanah akan mencair dan bercampur dengan air.
Dari ilustrasi itu bisa kita bayangkan jika kondisi tersebut berdiri sebuah bangunan dan pondasi ditanam di dalamnya.
Pada gempa di Palu kali ini, terdapat beberapa kondisi tanah yang disebabkan oleh likuifaksi.Misalnya di Petobo 744 rumah terkubur, di Balaroa: 1700 rumah dan di beberapa lokasi lainnya. Balaroa terletak di patahan Palu-Koro. Setelah likuifaksi, beberapa daerah tenggelam 5 m, dan daerah lainnya terangkat 2 m dari elevasi semula. (Sumber : Paulus P. Rahardjo, PhD, Hidup Damai bersama Gempa, Tsunami dan Likuifaksi)
Gambar 1 :
Pergeseran tanah disebabkan oleh likuifaksi kerap kali menimbulkan perubahan elevasi tanah yang sangat signifikan dari elevasi tanah semula.
Penulis berharap, pemerintah harus secepatnya membuat kebijakan terkait mitigasi gempa. Warga Indonesia HARUS tahu dan diedukasi tentang gempa terlebih untuk menyelamatkan diri. Entah berapa banyak lagi korban yang akan jatuh jika ini dibiarkan terus menerus. Taiwan, menjadi salah satu negara yang sering mengalami gempa. Tapi, para warganya tidak lagi takut. Pasalnya, pemerintahnya sudah mengedukasi warganya tentang bagaimana menyelamatkan diri. Untuk itu, penulis menawarkan beberapa alternatif untuk menghadapidaerah rawan gempa yaitu :
1. Jika ada gempa, jangan PANIK! Ini adalah kunci dari semuanya. Carilah tempat aman/daerah evakuasi. Biasanya di luar ruangan.
2. Mulai sekarang, carilah data-data tentang wilayah Anda, sekiranya ada gunung berapi yang masih aktif. Jika ada, carilah data tentang gunung tersebut.
3. Jika Anda berada di pesisir pantai, carilah tempat yang tinggi sekiranya gempa/tsunami terjadi.
4. Gempa memang susah dipastikan kapan datangnya, tapi bisa diprediksi. Untuk itu, perlu tetap mencari informasi dari pihak terkait.
5. Ketahuilah kondisi tanah tempat Anda tinggal. Hal ini penting, agar kita bisa tau tentang kemungkinan terjadinya likuifaksi.
6. Intinya adalah keselamatan diri sendiri. Tetap tingkatkan kewaspadaan dan jagalah keluarga Anda.
Salam.
The Spirit of Engineering.
Ditulis Oleh : Yohanes Sibagariang, ST, M.Sc
Ditulis Oleh : Yohanes Sibagariang, ST, M.Sc
Posting Komentar untuk "Likuifaksi Dan Negara Sadar Gempa"