Jenis Alat Berat untuk Pengangkutan Material dan Pemindahan Material


Artikel kali ini
membahas mengenai jenis alat berat untuk pengangkutan dan pemindahan
material
. Alat ini selalu dibutuhkan dalam proyek konstruksi, pertambangan,
perkebunan, maupun kehutanan.





Yang dimaksud pengangkutan
material adalah perpindahan material dari proyek ke tempat lain di luar proyek,
atau sebaliknya. Jarak tempuhnya bisa dekat, sedang, hingga jauh.





Adapun yang dimaksud
pemindahan material adalah proses perpindahan material dari satu titik ke titik
lain yang masih berada di lokasi proyek. Artinya, jarak tempuhnya tidak terlalu
jauh.





Jenis Alat Berat Untuk Pengangkutan Material

Pengangkutan material bisa bersifat horisontal dan vertikal. Truk termasuk alat angkut horisontal (dari tempat yang satu ke tempat lainnya), baik dalam jarak relatif dekat maupun cukup jauh. Untuk pengangkutan secara vertikal bisa menggunakan crane.









1. Truk





Truk merupakan alat
angkut yang sering digunakan dalam proyek konstruksi. Selain mampu memuat
material dalam volume besar, truk memiliki jarak tempuh cukup jauh. Biaya
operasionalnya relatif kecil.





Tetaoi truk tidak bisa
bekerja sendiri. Ia memerlukan alat bantu untuk memasukkan material ke bak
truck. Alat bantu yang dimaksud antara lain loader, bulldozer, maupun excavator.





Berdasarkan metode
pembongkaran materialnya, truk dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu:





a. Rear Dump





Ada dua jenis rear
dump, yakni rear dump truck dan rear dump tractor wagon. Yang
banyak dipakai dalam proyek konstruksi adalah rear dump truck, karena mampu
bergerak pada jalan menanjak.





Material dibongkar dengan cara menaikkan bak depan menggunakan sistem hidrolik. Jenis material yang bisa diangkut adalah tanah dan pasir kering. Material seperti bebatuan dan pasir basah dapat menyebabkan kerusakan pada bak.





Rear dump truck
Rear dump truck




b. Side Dump





Side dump, baik jenis
truk maupun wagon, membongkar material dengan menaikkan salah satu sisi bak ke
arah samping. Model ini cocok digunakan untuk pembongkaran material di lokasi
yang sempit dan panjang.





Tapi, kelemahannya, kelebihan material pada salah satu sisi bisa menyebabkan truk terjungkal Ketika melakukan pembongkaran material.





Side dump
Side dump




c. Bottom Dump





Bottom dump biasanya
semitrailer. Material yang diangkut bottom dump tractor wagon dikeluarkan
melalui bagian bawah bak yang dapat dibuka di tengah-tengahnya.





Pintu bak berada di
sisi bagian bawah yang memanjang dari depan ke belakang. Pintu-pintu ini dapat
membuka dan menutup melalui gerakan hidrolik. Pembongkaran material dilakukan
saat kendaraan bergerak.





Material yang bisa diangkut lebih bervariasi, mulai dari pasir, tanah, kerikil, batuan, lempung, hingga sedimen (lumpur). Hanya saja, alat berat ini tak memungkinkan berjalan di daerah terjal (kemiringan medan maksimal 5%).





Bottom dump
Bottom dump




2. Crane





Crane merupakan alat
angkut secara vertikal, yaitu dari bawah ke atas, atau sebaliknya. Alat ini
akan mengangkat material secara vertikal, kemudian memindahkannya secara horizontal.
Tetapi bisa juga menurunkan material lainnya ke tempat yang diinginkan.





Selain berfungsi
sebagai alat angkut, crane juga dapat digunakan untuk penggalian dan pemasangan
tiang pancang. Untuk kedua fungsi ini diperlukan attachment. Misalnya untuk
penggalian dibutuhkan dragline dan clamshell.





Crane dibagi dalam dua
kelompok, yaitu:





  • Dengan
    alat penggerak (roda ban maupun roda crawler).
  • Tanpa alat
    penggerak.




# Crane dengan Alat Penggerak





Crane dengan alat
penggerak terdiri atas beberapa tipe, yakni:





a. Crawler mounted crane





Crawler mounted crane
Crawler mounted crane




Tipe ini memiliki
bagian atas yang bisa bergerak 360o, karena dilengkapi dengan turnable.
Dengan roda crawler, crane bisa bergerak berputar dalam lokasi proyek yang
tidak terlalu luas.





Yang repot justru cara
mendatangkan alat ini, karena membutuhkan angkutan khusus yang disebut lowbed
trailer
.





b. Truck mounted
crane





Crane ini bisa berpindah tempat dari satu proyek ke proyek lain tanpa bantuan alat pengangkutan. Mobilitasnya juga cukup tinggi, dengan kecepatan maksimal 55 km / jam.





Truck mounted crane
Truck mounted crane




Untuk menjaga
keseimbangannya, truck mounted crane diperkuat dengan kaki (outrigger).
Kaki ini harus dipasang Ketika mau digunakan, sehingga roda harus diangkat
dulu. Makin keluar outrigger, maka crane makin stabil.





Yang perlu
diperhatikan saat mengoperasikan alat ini adalah lokasi sekitar bebas dari
goncangan atau getaran, permukaan tanahnya datar, dan tidak banyak embusan
angin kencang.





c. Wheel mounted crane





Wheel mounted crane
Wheel mounted crane




Crane ini sering
disebut hydraulic crane atau telescopic crane. Sebab bagian lengan
(arm) pada crane ini dikendalikan oleh boom yang bekerja secara hidrolik. Struktur
atasnya dilengkapi telescopic boom dan silinder hidrolik tunggal
pengangkat dan kait.





Boom pada crane ini
dapat diperpanjang maupun diperpendek, disesuaikan dengan kebutuhan, alias
tanpa harus membongkar boom. Alat penggeraknya berupa roda ban, sehingga bisa
bergerak secara leluasa, termasuk di jalan raya. 





# Crane Tanpa Alat Penggerak (Tower Crane)





Crane tanpa alat
penggerak sering disebut tower crane. Alat ini mampu mengangkat material
secara vertikal maupun horizontal, namun ruang geraknya sangat terbatas. Bahkan
dapat digunakan secara statis.





Keunggulan tower crane
adalah mampu menjangkau ketinggian yang tidak bisa dijangkau tipe crane
lainnya. Tower crane sering kita lihat dalam pembangunan gedung-gedung pencakar
langit.





Berdasarkan cara
berdirinya, tower crane terdiri atas beberapa tipe, yaitu:





a. Free standing crane





Free standing crane
Free standing crane




Crane ini bisa berdiri
di atas pondasi yang khusus disiapkan untuk alat tersebut. Apabila crane harus
mencapai ketinggian yang besar, maka digunakan pondasi seperti tiang pancang.





Pondasi khusus ini
harus bisa menahan momen akibat embusan angin maupun ayunan beban, berat crane,
dan berat material yang diangkat. Free standing crane mampu berdiri
hingga ketinggian 100 meter.





b. Rail mounted crane





Rail mounted crane
Rail mounted crane




Crane ini bisa
bergerak di sepanjang rel khusus yang telah disiapkan, sehingga jangkauannya
lebih besar. Desain pemasangan rel harus memperhatikan ada dan tidaknya
tikungan. Sebab tikungan bisa mempersulit gerakan crane.





Agar tetap seimbang,
gerakan crane tidak boleh terlalu cepat. Rel harus diletakkan pada permukaan yang
datar, sehingga tiang tidak menjadi miring,





c. Tied in crane





Tied in crane
Tied in crane




Crane ini mampu
berdiri bebas pada ketinggian kurang dari 100 meter. Apabila ingin ketinggian
lebih dari 100 meter, maka crane harus ditambahkan atau dijangkar pada struktur
bangunan.





Nah, crane yang
ditambahkan pada struktur bangunan ini disebut tied in crane. Fungsi
penjangkaran adalah untuk menahan gaya horizontal, sehingga crane bisa mencapai
ketinggian hingga 200 meter.





d. Climbing crane





Climbing crane
Climbing crane




Crane ini cocok
digunakan untuk lahan terbatas. Crane dapat diletakkan dalam struktur bangunan,
yaitu pada core atau inti bangunan.





Crane dapat bergerak
naik, bersamaan dengan struktur naik. Pengangkatan crane ini dimungkinkan
dengan adanya dongkrak hidrolik atau hydraulic jacks.





Jenis Alat Berat untuk Pemindahan Material

Yang termasuk kategori ini adalah alat-alat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat transportasi, melainkan sekadar memindahkan material dari alat yang satu ke alat lainnya. Misalnya loader, belt conveyer, dan dozer / bulldozer.









1. Loader





Loader adalah alat
berat yang digunakan untuk memuat material hasil penggalian ke dalam truk, dan
bisa juga digunakan untuk membuat timbunan material. Jarak tempuhnya tidak bisa
terlalu jauh.





Dulu fungsi ini sering
dijalankan oleh power shovel / front sovel. Setelah ada loader yang mempunyai kapasitas
jauh lebih besar, maka alat inilah yang sekarang kerap digunakan.





Selain dalam proyek
konstruksi, loader juga bisa digunakan dalam aktivitas pertambangan. Misalnya
untuk memindahkan material hasil peledakan ke dalam truk. Dalam quarry, loader digunakan
untuk memindah material ke dalam hooper, selanjutnya diangkut ke crusher plant.





Loader juga bisa digunakan dalam proses pembersihan / pembukaan lahan. Alat ini sering digunakan untuk memindahkan semak-belukar, akar pohon, dan sejenisnya.





Loader dengan roda rantai (crawler)
Loader dengan roda rantai (crawler)




Bagian depan loader
dilengkapi bucket, sehingga sering disebut front-end loader. Bucket
inilah yang berfungsi mengambil material dari timbunan, lalu memindahkan
material tersebut ke dalam truk.





Kapasitas bucket
bervariasi, mulai dari 0,15 m3 hingga 15 m3. Namun yang banyak digunakan
rata-rata memiliki kapasitas 6 m3. Selain bucket, loader dilengkapi beberapa
attachment lainnya seperti forklift dan backhoe.





Jenis bucket yang
dipasang bisa berupa general purpose maupun multipurpose. Untuk multipurpose,
bucket terdiri atas dua bagian yang bisa dibuka di bagian tengahnya seperti
clamshell.





Loader bekerja dengan gerakan dasar pada bucket. Bucket akan membawa material untuk dipindah ke alat angkut seperti truk. Gerakan bucket yang penting di sini antara lain turun di atas permukaan, mendorong ke depan (memuat / menggusur material), terangkat ke atas, membawa dan memindah material.





Loader dengan roda ban (wheel)
Loader dengan roda ban (wheel)




Sebagian loader mempunyai
alat penggerak berupa roda rantai (crawler-tractor mounted). Sebagian lagi
menggunakan roda ban (wheel-tractor mounted). Jenis kedua ini terdiri
atas dua tipe, yakni:





  • 4-wheel
    drive:
    cocok untuk membawa
    bucket bermuatan penuh.
  • Rear-wheel
    drive:
    biasa dipakai untuk
    penggalian / pengerukan.




Pada area yang datar,
truck dapat diletakkan di dekat loader, sehingga gerakan loader lebih mudah.
Teknik pemuatan material dari bucket ke dalam truck perlu memperhatikan hal-hal
berikut:





  • Sambil
    bergerak maju, arm dan bucket diangkat.
  • Jika sudah
    berada di atas truck, bucket diputar perlahan ke bawah.
  • Setelah
    kosong, putar bucket ke atas dan mundur perlahan.
  • Pembongkaran
    material sebaiknya di sisi pengemudi truck.




Ada tiga metode
pemindahan material dari loader ke alat angkut seperti truk, yakni:





a. I-Shape
Loading





Truk bergerak maju
saat loader mengambil material dari timbunan, kemudian mundur saat loader siap
memindahkan material ke dalam truk.





b. V-Shape Loading





Truk tidak bergerak sampai bak terisi penuh. Loader melakukan gerakan dengan lintasan seperti bentuk huruf V, dari timbunan ke arah truk.





Metode pemuatan I-shape dan V-shape
Metode pemuatan I-shape dan V-shape




c. Pass Loading





Truk bergerak menuju
beberapa loader yang bucketnya telah terisi penuh. Truk bergerak dari satu
loader ke loader lainnya, sampai baik truk terisi penuh.





2.
Belt Conveyor





Belt conveyor berfungsi untuk memindahkan tanah, pasir, kerikil,
batuan pecah, beton, dan material lainnya. Kapasitas pemindahannya cukup tinggi, karena
material dipindah secara terus-menerus dan dalam kecepatan cukup tinggi.





Belt conveyor terdiri atas dua bagian utama, yaitu belt
(ban berjalan)
dan idler
untuk menahan belt. Selain itu, ada unit pengendali, pulley, dan struktur penahan. Kita bahas belt dan idler saja.





a. Belt





Belt terdiri atas beberapa lembar bahan yang
disatukan dengan semacam perekat. Jumlah lapisan bervariasi, misalnya 4,
6, 7, 8, dan seterusnya.





Berat setiap lapisan juga bervariasi, mulai
dari 28, 32, 36, 42 oz, dan seterusnya. Bagian permukaan belt ditutupi karet, untuk
menghindari terjadinya abrasi akibat gesekan material.





b. Idler





Idler adalah alat untuk menahan ban. Idler
bagian atas (throughing idler) yang berfungsi menahan beban berbentuk
trapesium; sepertiga lebar di bagian tengah, rata dengan kedua bagian sisi yang
miring. Idler bagian bawah (return idler) berbentuk rata.





Tenaga pada idler menentukan daya angkut
conveyor. Tenaga pada idler tergantung dari beberapa faktor, antara lain tipe
dan ukuran idler, berat bagian yang berputar, berat ban, dan berat material.





Sejumlah tenaga dari luar juga diperlukan
untuk menggerakkan belt conveyor. Tenaga itu diperlukan untuk menggerakkan belt
dalam keadaan kosong, memindahkan beban secara horisontal, kemudian mengangkat
atau menurunkan beban secara vertikal.





Dalam pengoperasiannya, seringkali material
yang diangkut dan dilepaskan di ujung akhir conveyor mengalami segregasi atau
pemisahan ukuran. Untuk menghindari hal ini, sebaiknya ujung conveyor jangan
dijatuhkan secara bebas.





Diperlukan pula alat tambahan, misalnya rock ladder, untuk mencegah segragasi. Selain itu, jatuhnya material juga jangan terlalu tinggi.





Belt conveyor proyek pertambangan
Belt conveyor proyek pertambangan




3. Bulldozer





Penjelasan lengkap mengenai bulldozer dapat dilihat pada artikel Jenis Alat Berat untuk Pengolah Lahan.





4. Scraper





Scraper termasuk salah
satu alat berat serbaguna / multifungsi. Alat ini memiliki kemampuan untuk
mengeruk tanah, bahkan membuka permukaan atas tanah (top soil) yang keras.
Karena itu, scraper dikelompokkan sebagai alat pengolah lahan.





Baca juga: Jenis Alat Berat untuk Pengolah Lahan.





Namun, scraper juga
memiliki kemampuan untuk mengangkut dan menabur tanah hasil pengerukan secara
berlapis. Bahkan alat ini mampu mengangkut material dengan jarak cukup jauh
(hingga 2 km).





Dengan kemampuannya
mengangkut dan menabur tanah hasil pengerukan, maka scraper bisa juga dikelompokkan
sebagai alat pengangkutan dan pemindahan material.





Meski gerakannya
lamban, scraper mampu menjalankan beberapa pekerjaan berikut ini:





  • Mengangkut
    material berat.
  • Mampu berputar
    pada radius kecil.
  • Menyebarkan
    material secara merata, tanpa membutuhkan bantuan alat lainnya.
  • Ekonomis
    pada pekerjaan pembukaan lahan.
  • Mampu
    melakukan pengerukan lapisan atas tanah (top soil), dengan kedalaman 10 – 30
    cm.
  • Mampu
    meratakan dan memadatkan tanah.




Self loading scraper
Self loading scraper




Dalam proyek
konstruksi maupun pertambangan, ada beberapa jenis scraper yang sering digunakan,
antara lain:





a. Towed scraper





  • Scraper
    ditarik oleh bulldozer.
  • Tipe ini
    bisa menampung material sebanyak 8 – 30 m3.




b. Motor scraper





  • Scraper yang
    dilengkapi dengan motor, sehingga bisa dijalankan tanpa ditarik alat lain.
  • Kapasitasnya
    lebih besar (15 – 30 m3).
  • Namun
    mengingat daya cengkeram ban terhadap tanah kurang, motor scraper memerlukan
    bantuan traktor yang dilengkapi blade.




c. Self-loading
scraper





  • Scraper
    yang bisa mengisi material sendiri.
  • Dilengkapi
    dengan conveyer untuk memuat material.




Apa saja komponen penting scraper, serta bagaimana cara kerjanya, silakan baca artikel Jenis Alat Berat untuk Pengolahan Lahan.





Itulah beberapa informasi mengenai jenis-jenis alat berat untuk pengangkutan dan pemindahan material. Semoga bermanfaat. (*)





By: Arparts.id



class = "fb-comments"
data-href = "https://arparts.id/jenis-alat-berat-untuk-pengangkutan-material-dan-pemindahan-material/"
data-numposts = "10"
data-lazy = "true"
data-colorscheme = "light"
data-order-by = "social"
data-mobile=true>


Posting Komentar untuk "Jenis Alat Berat untuk Pengangkutan Material dan Pemindahan Material"