Pengembangan Bisnis Alat Berat Akan Dipacu Oleh Anak Usaha IMAS

Ruang pertumbuhan yang kurang besar membuat PT Wahana Inti Selaras (WISL) memacu pengembangan bisnis alat berat. PT WISL sendiri merupakan induk PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS).

Menurut rencana, pengembangan akan dilakukan lewat segmen penyewaan alat berat pertambangan batubara dan mineral. Sebab kedua segmen ini punya kecenderungan untuk tumbuh besar di masa mendatang.

Bambang Prijono yang merupakan Presiden Director Wahana Inti Selaras, mengatakan bahwa pihaknya sudah mengembangkan bisnis. Bisnis tersebut adalah jasa kontraktor serta persewaan alat berat, yang mulai sejak 2011 dan 2014. Langkah tersebut merupakan diversifikasi usaha dari PT WISL.

Selama dua aktifitas bisnis tersebut berjalan, perusahaan sudah mendapatkan kontribusi berupa pendapatan sebesar 12 persen. angka ini tentu cukup besar, mengingat keduanya bertujuan untuk menjadi media pengembangan bisnis alat berat.

Pengembangan Bisnis Alat Berat Dominan ke Sektor Batubara

Menurut catatan dari PT WISL, pada kuartal pertama tahun 2022, ada kenaikan harga komoditas yang berlangsung secara kontinyu, yakni batu bara dan mineral. Ini terlihat dengan adanya volume penjualan alat berat yang lebih dominan ke sektor tambang batubara.

Ini tentu berbeda dengan penjualan pada tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2021, penjualan alat berat dari perusahaan WISL lebih dominan ke sektor agrikultur dan perhutanan. Perpindahan tren ini tentu membutuhkan strategi yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Lakukan Diversifikasi Industri

Bambang sudah menyiapkan rencana sebagai pengembangan bisnis alat berat, yakni melakukan diversifikasi ke beberapa industri. Dengan begitu ada penjualan yang seimbang selama periode tersebut.

Misalnya anak perusahan PT WISL, PT Prima Sarana Gemilang atau PSG. Sebelumnya perusahaan ini berfokus pada usaha kontraktor tambang, namun kemudian juga didorong untuk melakukan usaha kontraktor ke sektor pertambangan mineral.

Karena masih pemain baru, ini tentu berpengaruh pada posisi mining and construction machineries market share. Market milik PT WISL melalui merek Volvo atau Shandong Lingong (SDLG) masih berada di angka 4,2 persen.

Meski begitu, Bambang tetap optimis bahwa ruang tersebut bisamenjadi ruang pertumbuhan untuk WISL maupun Volvo. Apalagi karena range produk yang dimiliki WISL jauh lebih lengkap dengan dukungan kualitas yang jempolan. Pengembangan bisnis alat beratini juga bisa bersaing baik dengan competitor, terutama dari merek yang berbeda.

Proyek WISL Saat Ini

Dengan PT Prima Sarana Gemilang, PT WISL sudah menjalankan 3 proyek tambang batubara di Kalimantan. Sebagai catatan, sepanjang tahun 2021, pihak WISL sudah mendapatkan 14,16 juta BCM. Sedangkan untuk semester pertama 2022 lalu, sudah ada sebanyak 7,92 juta BCM.

Produksi jumlah batu bara juga cukup tinggi, pada tahun 2021 ada sekitar 3,14 juta ton. Di semester pertama tahun 2022 saja PT WISL lewat Prima Saran Gemilang sudah mendapatkan 1,6 juta ton. Jadi ada kemungkinan terjadi kenaikan jumlah total batu bara akhir tahun nanti.

Pengembangan Bisnis Alat Berat Memacu Produksi

Ada berkah ketika harga komoditas batu bara ataupun nikel naik. Ini akan berdampak pula pada harga alat berat yang digunakan untuk memproses komoditas tersebut. Dengan begitu perusahaan seperti WISL bisa mendapatkan keuntungan lebih tinggi dari biasanya.

Hal ini sudah tercatat dalam catatan kerja WISL, pendapatan mengalami kenaikan hingga 69 persen yoy dari tahun lalu. Sebelumnya pendapatan hanya 3,29 triliun, namun sekarang berada di angka 5,58 triliun. Karena alasan inilah rencana pengembangan bisnis alat beratakan dilakukan sebaik-baiknya.

Berbagai informasi alat berat lainnya bisa Anda dapatkan melalui tautan ini !

sumber : industri.kontan.co.id

class = "fb-comments"
data-href = "https://arparts.id/pengembangan-bisnis-alat-berat-akan-dipacu-oleh-anak-usaha-imas/"
data-numposts = "10"
data-lazy = "true"
data-colorscheme = "light"
data-order-by = "social"
data-mobile=true>