Memantau Proses Produksi Manufaktur
Memantau Proses Produksi Manufaktur- Telah disebutkan sebelumnya bahwa proyek E-MK seringkali mengandung komponen kegiatan engineering-manufaktur dengan porsi yang cukup substansial. Sebagai contoh adalah proyek kilang minyak, petrokimia, pupuk, dan lain-lain. Proyek-proyek ini memiliki sejumlah besar peralatan hasil kegiatan manufaktur di pabrik yang bersangkutan, seperti gas turbin generator, ketel uap, penukar panas (heat exchanger), dan lain-lain.
Meskipun tidak turut menangani langsung proses manufaktur di pabrik tempat peralatan-peralatan tersebut dipesan, tetapi pengelola proyek E-MK (dalam hal ini sebagai pemesan peralatan) berkepentingan atas dipenuhinya mutu, jadwal, serta kinerja peralatan-peralatan yang dipesan dalam rangka keberhasilan proyek secara keseluruhan. Di sini secara spesifikasi pengelola proyek E-MK dalam aspek manufaktur bertanggung jawab atas tersedianya batasan pokok criteria dan spesifikasi peralatan yang dipesan, mengkaji gambar engineering (vendor drawing), melakukan inspeksi, kesaksian (witness) dari berbagai testing, dan verifikasi data selama proses produksi, termasuk uji coba sebelum dikapalkan. Untuk maksud tersebut, pengelola proyek E-MK harus memahami proses produksi pembuatan barang yang bersangkutan.
Garis besar kegiatan manufaktur dalam rangka memenuhi pesanan peralatan mencakup kegiatan pengembangan (product development) diikuti dengan desain-engineering, pabrikasi, merakit (assembly) atau instalasi, dan diakhiri dengan uji coba operasi atau pemakaian. Seringkali diperlukan pembuatan prototipe sebelum diteruskan dengan memproduksi produk yang sesungguhnya.
Meskipun tidak turut menangani langsung proses manufaktur di pabrik tempat peralatan-peralatan tersebut dipesan, tetapi pengelola proyek E-MK (dalam hal ini sebagai pemesan peralatan) berkepentingan atas dipenuhinya mutu, jadwal, serta kinerja peralatan-peralatan yang dipesan dalam rangka keberhasilan proyek secara keseluruhan. Di sini secara spesifikasi pengelola proyek E-MK dalam aspek manufaktur bertanggung jawab atas tersedianya batasan pokok criteria dan spesifikasi peralatan yang dipesan, mengkaji gambar engineering (vendor drawing), melakukan inspeksi, kesaksian (witness) dari berbagai testing, dan verifikasi data selama proses produksi, termasuk uji coba sebelum dikapalkan. Untuk maksud tersebut, pengelola proyek E-MK harus memahami proses produksi pembuatan barang yang bersangkutan.
Garis besar kegiatan manufaktur dalam rangka memenuhi pesanan peralatan mencakup kegiatan pengembangan (product development) diikuti dengan desain-engineering, pabrikasi, merakit (assembly) atau instalasi, dan diakhiri dengan uji coba operasi atau pemakaian. Seringkali diperlukan pembuatan prototipe sebelum diteruskan dengan memproduksi produk yang sesungguhnya.
Pengembangan dan Desain-Engineering
Pengembangan dan desain-engineering produk pada proyek E-MK mencakup kegiatan pengembangan awal, desain-engineering, dan kegiatan-kegitan lain yang diperlukan untuk dapat memulai proses produksi secara fisik. Atau dengan kata lain, pada periode ini kegiatan dipusatkan untuk merumuskan dan menjabarkan fungsi produk yang diinginkan menjadi spesifikasi, gambar desain-engineering, dan dokumen lain yang diperlukan untuk pabrikasi / manufaktur pada tahap berikutnya. Juga disiapkan rencana alokasi tenaga kerja dan material, serta jadwal penggunaan mesin-mesin alat produksi yang diperlukan (bila terdapat proyek lain yang akan menggunakan mesin atau peralatan yang sama). Penjelasan lebih lanjud adalah sebagai berikut.
1. Menentukan Karakteristrik Produk
Setelah menerima dasar-dasar criteria dan spesifikasi peralatan (produk) dari pemesanan, pihak manufacturer kemudian menjabarkan lebih jauh dengan menganalisis fungsi, membuat spesifikasi dan criteria yang terinci bagi komponen-komponennya, serta gambar-gambarn akhir (manufacturing drawing) untuk keperluan prototipe dan juga untuk produk yang sesungguhnya.
2. Merencanakan dan Menyusun Program Pengendalian Produk
Proses ini meliputi drawing release procedure, change order, inspeksi, kepenyeliaan, dan pengendalian mutu.
3. Koordinasi dan integrasi dengan proses Produksi Produk Lain
Bila pabrik juga sedang mengerjakan produk lain, maka perlu dipersiapkan koordinasi dan integrasi masalah-masalah jadwal, profil pemakaian tenaga kerja, serta menyusun rencana product line.
Sumber : Manajemen Kontruksi Imam Soeharto
Baca Artikel Lain di Bawah ini :
- Cara Membuat Proposal Proyek 2
- Paket Lelang Pengadaan Barang dan Jasa
- Keselamatan Kerja Konstruksi
- Sejarah Alat Transportasi Kuno dan Modern
- Bidang Keahlian Konsultan Manajemen Proyek
- Tujuan dan Fungsi Peserta Proyek
- Peranan dan Tugas Pemilik Proyek
- Defenisi dan Contoh WBS Proyek
- Kemampuan Manajemen Dalam Perusahan
- Desain Engineering
- Konsultan Manajeman Proyek - New !!
- Produk Kerja antara dan Akhir
- Defenisi Lingkup Proyek Manajemen
- Lingkup Kegiatan Jasa Konstruksi
- Panitia Tender Proyek Konstruksi
- Hubungan Antara Owner dan Kontraktor
- Rancangan Kontrak Proyek Konstruksi
- Pengelolaan Alat-Alat konstruksi
- Hubungan Antara Owner, Kontraktor, dan Konsultan
- Peranan Pemilik dan Jenis Kontrak
Posting Komentar untuk "Memantau Proses Produksi Manufaktur"