GenesaKeterjadian Bahan Galian Mineral

Genesa (Keterjadian) Mineral


Artikel terkait : Proses Terbentuknya Batubara
                           Batuan-Batuan Di Bumi
                           Proses-Proses Geologi Dan Perubahan Bentang Alam




Secara umum genesa bahan galian mencakup aspek-aspek keterdapatan, proses pembentukan, komposisi, Model (bentuk, ukuran dimensi), kedudukan, dan faktor-faktor pengendali pengendapan bahan galian (geologic controls).
  Tujuan utama mempelajari genesa suatu genesa endapan bahan galian adalah sebagai pegangan dalam menemukan dan mencari endapan-endapan baru, mengungkapkan sifat-sifat fisik dan kimia endapan bahan galian, membantu dalam penentuan metoda penambangan dan pengolahan bahan galian tersebut.
Endapan-endapan mineral yang muncul sesuai dengan bentuk asalnya desebut dengan endapan primer (hipogen). jika mineral-mineral primer telah berubah melalui pelapukan atau proses-proses luar (superficial processes) disebut dengan endapan sekunder (supergen).

Proses Pembentukan Endapan Mineral Primer

 Pembentukan mineral primer secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis endapan, yaitu :
 a. Fase Magmatik Cair
 b. Fase Pegmatitil
 c. Fase Pneumatolitik
 d. Fase Hidrothermal
 e. Fase Vulkanik

  Dari Kelima fase endapan diatas akan menghasilkan sifat-sifat endapan yang berbeda-beda, yaitu yang berhubungan dengan ;
 1. Kristalisasi Magma
 2. Jarak endapan mineral dengan asal magma
  • Intra magmatic, bila endapan terletak didalam daerah batuan beku
  • Peri magmatic, bila endapan diluar 
  • Crypto magmatic, bila hubungan antara endapan dan batuan beku tidak jelas
  • Apo Magmatic, bila letak endapan tidak terlalu jauh terpisah dari batuan beku
  • Tele magmatic, bila disekitar endapan mineral tidak terlihat (terdapat) batuan beku.
 3. Bagaimana cara pengendapan terjadi
  • Terbentuk karena kristalisasi magma atau didalam magma
  • terbentuk pada lubang-lubang yang telah ada
  • Metasomatisme (replacement) yaitu reaksi kimia antara batuan yang telah ada dengan larutan pembawa bijih.
 4. Bentuk endapan, masif, stockwork, urat, atau perlapisan.
 5. waktu terbentuknya endapan
  • Syngenetic, jika endapan terbentuk bersamaan waktunya dengan pembentukan batuan.
  • Epigenetic, jika endapan terbentuk tidak bersamaan waktunya dengan pembentukan batuan.
Genesa "Keterjadian" Bahan Galian Mineral 
A. Fase Magmatic Cair (Liquid Magmatic phase)
  Liquid magmatic phase adalah suatu fase pembentukan mineral, dimana mineral terbentuk langsung pada magma (differensiasi magma), misalnya dengan cara gravitational setting. Mineral yang banyak terbentuk dengan cara ini adalah kromit, tita magnetit, dan petlandit fase magmatik cair ini dapat dibagi atas :
1. Komponen Batuan, mineral yang terbentuk akan tersebar merata diseluruh masa batuan. contoh intan, dan platina.
2. Segresi, mineral yang terbentuk tidak tersebar merata, tetapi hanya kurang terkonsentrasi di dalam batuan.

  Injeksi Mineral yang terbentuk tidak lagi terletak di dalam magma (batuan beku), tetapi telah terdorong keluar dari magma.

B. Fase Pegmatik (Pegmatic Phase)
  Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling magma, maka cairan residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos batuan sekelilingnya sebagai dyke, sill, dan stockwork.

Kristalisasi dari pegmatit akan berukuran besar, karena tidak adanya kontras tekanan dan temperatur antara magma dengan batuan sekelilingnya, sehingga batuan berjalan dengan lambat. Mineral-mineral pegmatit antara lain : Logam-logam ringan (Li-silikat, Be-Silikat(BeAl-Silikat), Al-rich silikat), Logam-logam berat (An, Au, W, dan Mo), Unsur-unsur jarang (Niobium, Lodium (Y), Ce, Zr, La, Tantalum, Th, u, Ti), batuan mulia (rubi, saphire, beryl, topaz, tormalin rose, rose quartz, smoki quartz, rock crystal).

C. Face Pneumatolitik (Pneumatolitic Phase)
   Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma dalam lingkungan yang dekat dengan magma. dari sudut geologi ini disebut kontak-metamorfisme karena adanya gejala kontak antara betuan yang lebih tua dengan magma yang lebih muda. mineral kontak ini dapat terjadi bilauap panas dengan temperatur tinggi dari magma kontakdengan batuan dindingyang reaktif. Mineral-mineral kontak yang terbentuk antara lain : wolastonit(CaSiO3), amphobol, Kuarsa, epidot, garnet, vesuvianit, tremolit, topaz, aktinolit, turmalin, diopsit, dan skarn.

  Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya perubahan pada tepi batuan beku intrusi dan terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu : baking (pemanggangan) dan hardening (pengerasan).

  Ignoeus metamorfism ialah segala jenis pengubahan (alterasi) yang berhubungan dengan penerobosan batuan beku. Batuan yang diterobos oleh masa batuan pada umumnya akan ter-rekristalisasi, terubah(altered), dan tergantikan (replaced). Perubahan ini disebabkan oleh panas dan fluida-fluida yang memancar atau diaktifkan oleh terobosan tadi. oleh karena itu endapan ini tergolong pada metamorfisme kontak.

  Proses pneomatolitis ini lebih menekankan peranan temperatur dari aktivitas uap air. Pirometamorfisme menekankan hanya pada pengaruh temperatur, sedangkan pirometasomatisme pada reaksi penggantian (replacement) dan metamorfisme kontak pada sekitar kontak. Letak terjadinya proses umumnya di kedalaman bumi, pada lingkungan tekanan dan temperatur tinggi.

  Mineral bijih pada endapan kontak metasomatisme umumnya sulfida sederhana dan oksida misalnya spalerit, galena, kalkopirit, bomit, dan beberapa molibdenit. sedikit endapan jenis ini yang betul-betul tanpa besi, pada umunya akan banyak sekali berisi pirit atau bahkan magnetit dan hematit. Scheelit juga terdapat dalam endapan jenis ini (Singkep-Indonesia).

D. Fase Hidrothermal (Hidrothermal Phase)
   Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "agueous" sebagai hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan. berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal 2 macam endapan hidrothermal, yaitu :
  1. Cafity filling, mengisi lubang-lubang yang sudah ada dalam batuan.
  2. Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur-unsur baru dari hidrothermal.
  Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan hidrothermal, antara lain ephithermal(T00C-2000C), Mesothermal (T1500-3500c), dan hipothermal (T3000c-5000c). Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik). berikut altersi yang ditimbulkan berbagai macam batuan dinding. tetapi mineral-mineral seperti pirit (FeS2), Kuarsa (SiO2), Kalkopirit(cuFeS2), Florida-florida hampir selalu terdapat dalam ketiga tipe endapanhidrothermal.

  Paragenesis endapan hipothermal dan mineral gangue adalah emas(Au), magnetit(Fe3O4), hematit(Fe2O3), kalkopirit(CuFeS2), arsenopirit(FeAsS), pirrotit(FeS), galena(PbS), pentlandit(niS), wolframit : Fe(Mn)WO4, scheelit(CaWO4), kasiterit (SnO2), Mo-Sulfida(MoS2), Ni-Cosulfida, nikkelit (NiAs), Spalerit(ZnS), dengan mineral-mineral gangue antara lain : topaz, feldspar-feldspar, kuarsa tourmalin, silikat-silikat, karbonat-karbonat. Sedangkan paragenesis endapan mesothermal dan mineral gangue adalah : stanite (Sn, Cu)sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu Sulfida, SB sulfida, Stibnit (Sb2S3), tetrahedrit(Cu,Fe)12SB4S13, Bornit (Cu2S), Galena(PbS), kalkopirit (CuFeS2), dengan mineral-mineral gangue nya : kabonat-karbonat, kuarsa, pirit.

  ParagenesisEndapan ephitermal dan mineral gangue nya adalah native cooper(Cu), argentit (AgS), Golongan Ag-Pb komplek sulfida, markasit(FeS2), pirit (FeS2), cinabar(HgS), realgar(AsS), Antimonit(Sb2S3), Stannit(CuFeSn), dengan mineral-mineral gangue nya : kalsedon(SiO2), Mg karbonat-karbonat, rhodokrosit (MnCO3), barit(BaSO4, zeolit(al-silikat).

E. Fase Vulkanik (Vulkanik Phase)
  Endapan Phase vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukan bijih secara primer. Sebagai hasil kegiatan phase vulkanis adalah :
  1. Lava flow
  2. Ekshalasi, - dibagi menjadi : fumarol(terutama terdiri dari uap air H2o), Solfatar(berbentuk gas SO2), mofette (berbentuk gas CO2), Safroni (berbentuk baron).
  3. Mata air panas, - Bentuk (komposisi kimia) dari mata air panas adalah air klorida, air sulfat, air karbonat, air silikat, air nitrat, dan air fosfat.
  Jika dilihat dari segi ekonomisnya, maka endapan ekonomis dari vase vulkanik adalah belerang (kristal belerang, dan lumpur belerang), oksida besi(misalnya hematit, Fe2O3). Sulfida masif volkanogenik berhubungan dengan vulkanisme bawah laut sebagai contoh endapan tembaga, timbal, seng kuroko di Jepang, dan sebagian besar endapan logam dasar di Kanada.

Proses Pembentukan endapan Sedimenter
   Mineral bijih sedimenter adalah mineral bijih yang ada kaitanya dengan batuan sedimen, dibentuk oleh pengaruh air, kehidupan, udara selama sedimentasi, atau pelapukan maupun dibentuk oleh proses hidrothermal. Mineral bijih sedimenter umumnya mengikuti lapisan (stratiform) atau berbatasan dengan litologi tertentu (stratabound). Endapan sedimenter yang cukup terkenal karena proses mekanik seperti endapan timah letakan daerah Bangka Belitung, dan endapan emas placer di Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Barat. Endapan Sedimenter karena pelapukan limiawi seperti endapan bauksit di Pulau Bintan dan Laterit Nikel di Pomalaa/Soroako Sulawesi Tengah/Selatan.
  Y.B. Chaussier (1979), membagi pembentukan mineral sedimenter berdasarkan sumber metal dan berdasarkan host rock-nya. Berdasarkan sumber metal di bagi 2 : yaitu endapan supergen, endapan yang metalnya berdasarkan dari hasil rombakan batuan atau bijih primer, serta endapan hipogen (endapan yang metalnya berasal dari aktifitas magma/epithermal). sedangkan berdasarkan host rock (dengan pengendapan batuan sedimen) dibagi 2 yaitu endapn signetik (endapan yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan) serta endapan epigenetik( endapan mineral terbentuk setelah batuan ada).

  Terjadinya endapan atau cebakan mineral sekunder dipengaruhi empat faktor yaitu :
Seumber dari mineral, metal atau metaloid, supergene atau hypogene (primer atau sekunder), erosi dari daerah mineralisasi yang kemudian diendapkan dalam cekungan (supergene), dari biokimia akibat bakteri, organisme seperti endapan diatomae, batu bara, dan minyak bumi, serta dari magma dari kerak bumi atau vulkanisme (hipogene).

 Mineral bijih dibentuk oleh hasil rombakan dan proses kimia sebagai hasil pelapukan permukaan dan transportasi

  Secara normal materila bumi tidak dapat mempertahankan keberadaanya dan akan mengalami trasportasi geokimia yaitu terdistribusi kembali dan bercampur dengan material lain. Proses dimana unsur-unsur berpindah menuju lokasi dan lingkungan geokimia yang baru dinamakan dispresi geokimia. berbeda dengan dispresi mekanis, dispresi kimia mencoba mengenal secara kimia penyebab suatu dispresi.
  
  Dalam hal ini adanya dispersi geokimia primer dan dispersi geokimia sekunder. Dispersi geokimia primer adalah dispersi kimia yang terjadi didalam kerak bumi, meliputi proses penempatan unsur-unsur selama pembentukan endapan bijih, tanpa memperhatikan bagaimana tubuh bijih terbentuk. dispersi geokimia sekunder adalah dispersi kimia yang terjadi dipermukaan bumi, meliputi pendistribusian kembali pola-pola dispersiprimer oleh proses yang biasanya terjadi dipermukaan, antara lain proses pelapukan, transportasi dan pengendapan. bahan terangkut pada proses sedimentasi dapat berupa partikel atau ion dan akhirnya diendapkan pada suatu tempat. mobilitas unsur sangat mempengaruhi dispersi. Unsur dengan mobilitas yang rendah cenderung berada dekat dengan tubuh bijihnya. Sedangkan unsur-unsur dengan mobilitas tinggi cenderung relatif lebih jauh dari tubuh bijihnya. Selain itu juga tergantung dari sifat kimianya Eh dan Ph suatu lingkungan seperti Cu dalam kondisi asam akan mempunyai mobilitas tinggi sedangkan dalam kondisi basa mobilitasnya rendah.

  Sebagai contoh dapat diberikan pada proses pengkayaan sekunder pada endapan lateritik. Dari pelapukan dihasilkan reaksi oksidasi dengan sumber oksigen dari udara atau air permukaan. Oksidasi berjalan kearah bawah sampai batas air tanah. Akibat proses oksidasi ini, beberapa mineral tertentu akan larut dan terbawa meresap ke bawah permukaan tanah, kemudian terendapkan (pada zona reduksi). Bagian permukaan yang tidak larut akan menjadi berongga, berwarna kuning kemerahan, dan sering disebut dengan gossan. Contoh endapan ini adalah endapan nikel laterit.
  
2. Cebakan Mineral Dibentuk Oleh Pelapukan Mekanik 
  Mineral disini dibentuk oleh konsentrasi mekanik dari mineral bijih dan pemecahan dari residu. Proses pemilihan yang mana menyangkut pengendapan tergantung oleh besar butir dan berat jenis disebut sebagai endapan plaser. Mineral plaser terpenting adalah Pt, Au, Kasiterit, Magnetit, Monasit, Ilmenit, Zirkon, Intan, Garnet, Tantalum, Rutil, Dll.

  Berdasarkan tempat dimana diendapan, Plaser atau mineral letakan dapat dibagi menjadi :
  1. Endapan Plaser eluvium, diketemukan dekat atau sekitar sumber mineral bijih primer. terbentuk dari perjalanan residu (goresan), lalu mengalami pelapukan setelah tercuci, contoh platina di Urals.
  2. Plaser aluvium, merupakan endapan plaser penting. terbentuk di aliran sungai oleh air yang mengalir kontinu, terpisahkan karena beda berat jenis, mineral bijih akan terendapkan dibagian bawah sungai. Pengayaan terjadi karena kecepatan aliran air menurun, contoh endapan disungai Bangka Belitung.
  3. Plaser Laut/pantai, endapan ini terbentuk karena gelombang (ombak) pantai mengabrasi dan mencuci pasir pantai. Umumnya muneral disini adalah ilmenit, magnetit, monasit, zirkon, intan, rutil tergantung dari batuan terebrasi.
  4. Fosil Plaser, merupakan endapan primer purba yang mengalami pembatuan, kadang termetamorfkan, contoh Proterozoikum witwatersand di Afrika Selatan yg merupakan daerah emas terbesar di dunia.
3. Cebakan Mineral Dibentuk Oleh Proses Pengendapan Kimia
  a. Lingkungan Darat
      Batuan klasik yang terbentuk pada iklim kering dicirikan oleh warna merah karena oksidasi Fe dan umumnya dalaam literatur disebut "red beds". kalau konsentrasi elemen logam permukaan atau dibawah tanah tempat pengendapan tinggi yg mungkin terjadi konsentrasi larutan logam dan mengalami pencucian(leaching) meresap dengan air tanah dan mengisi rongga sedimen klasik. Bijih Koloid akan pindah berubah kation Fe dan mineral lempung akibat penyerapan oleh mineral lempung itu sendiri.
  b. Kejadian cebakan mineral di laut dan didarat sangat berbeda, yang umumnya punya jumlah air dan kadar elemen yang tinggi dibanding kandungan dilaut. Elemen air laut sangat rendah, contoh Fe 2 x 10-7% yang menbentuk konsentrasi mineral logam yang berharga, ini dapat terjadi dalam keadaan khusus seperti :
  •  Adanya sumber logam yg berasal dari pelapukan batuan didarat / sistem hidrothermal dibawah permukaan laut.
  • Larutan yang ter transportasi, mungkin sebagai koloid. Besi adalah logam yang dominan dan terbawa sebagai Fe(OH) soil partikel.
  • Endapan dalam cebakan sedimenter, sebagai Fe(OH), FeCO3 atau Fe-silikat tergantung perbedaan potensial reduksi (Eh).
  Bijih dalam lingkungan laut dapat berupa oolit, yang dibentuk oleh larutan koloid membungkus material lain seperti pasir atau pecahan fosil. Bentuk kulit yang simetris disebabkan perubahan komposisi (Fe, Al, SiO2). Dengan pertumbuhan yang terus menerus oolit ersebut akan stabil didasar laut dimana tertanam dalam material lempungan karbonatan yang mengandung beberapa besi yang bagus. Didasar laut mungkin oolit tersebut mengalami reworked. Dengan hasil keadaan tersebut bijih besi dan mangan sebagai contoh ferromanganese nodules yang sekarang menutupi daerah luas lautan.
Skema Terjadinya Mineral
Genesa "Keterjadian" Bahan Galian Mineral
 Klasifikasi Dan Golongan Mineral  
A. Native Element ( Unsur Murni )
  Native element atau Unsur murni adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau satu komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk unsur utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih atau ductile, jika ditarik dapat memanjang, namun tidak akan kembali seperti semula jika dilepaskan. Kelas Mineral native element ini terdiri dari 2 bagian umum :
  • Metal dan element intermetalic (logam), contohnya emas, perak dan tembaga.
  • semi metal dan nonmetal (bukan logam), contohnya antymony , bismuth, graphite, dan sulfur.
sistem kristal pada native element dapat dibagi 3 berdasarkan sifat mineral itu sendiri, bila logam seperti emas, perak, dan tembaga maka sistem kristalnya adalah isometrik. Jika bersifat semi logam sepeti arsenik, dan bismuth maka sistem kristalnya adalah hexagonal. Dan jika unsur mineral tersebut non logam sistem kristalnya dapat berbeda-beda seperti sulfur, sistem kristalnya orthohombik, intan sistem kristalnya isometrik, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi, berkisar 6.

  Dalam grub native element ini juga termasuk natural alloys, seperti electrum, phosphides, silicides, nitrides, dan carbides.

B. Mineral Sulfida
  Kelas  Mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya adalah logam (metal).

  Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya/ sumber sulfur. Unsur yang utama bercampur dengan unsur sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasnya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrothermal.

  Mineral Kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan oleh karena itu mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides ersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya.

  Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya logam. Berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah, hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam.

  Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah Pyrite(FeS3), Calcocite(Cu2S), Galena(PbS), spalerite(ZnS), Dan proustite(Ag3AsS3). Dan termasuk juga didalamya selenides, tellurides, antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt.

C. Mineral Oksida Dan Hidroksida
  Mineral oksida dan Hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O) dan gugus hidroksil hidroksida (OH atau H).

  Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur terntentu. Susunanya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral sulfida umumnya lebih keras dibandingkan dengan mineral lainya kecuali silikat, lebih berat setelah sulfida. Unsur utama dalam oksida adalah besi, chrome mangan, timah, dan aluminium. beberapa mineral oksidayang paling umum adalah "es"(H2O), korondum, (AlO3), hematit(Fe2O3), Kassiterit (SnO2).

  Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akaibat campuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH). reaksi pembentuknya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umunya adalah logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah geothit (FeOOH), dan limonite (Fe2O3,H2O).

D. Mineral Carbonat (CO3)
  Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut karbonat, kalau bersenyawa dengan Ca dinamakan Kalsium karbonat (CaCO3) dikenal sebagai mineral kalsit yang merupakan susunan utama pembentuk sedimen.

  Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan plangton yang mati. Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit dan stalagmite. Dalam kelas karbonat ini juga termasuk nitrat (BO3).

  Carbonat nitrat dan borat memiliki kombinasi antara logam atau semi logam dengan anion yang kompleks dari senyawa -senyawa tersebut (Na2B4O5(OH)4.8H2O).

E. Mineral Sulfat
  Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO4.2-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan anion sulfat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitic (penguapan) yang tinggi kadar airnya, dan menguap perlahan-lahan hingga formasi sulfat dan halida berinteraksi.

  Pad kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionya masing-masing.

  Contoh -contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah anhydrite (calcium sulfate), celestine (strontium sulfate), Barite (barium sulfate), dan gypsum (hydrates calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chrome, molybdate, selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate.

F. Mineral Silicate (Si, O)
  Silicate merupakan 25% dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali. Hampir 90% mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini yang merupakan persenyawaan antar silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlah yang besar maka hampir 90% dari kerak bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100% dari mantel bumi (sampai kedalaman 2900 km dari kerak bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu batuan sedimen, metamorf(malihan), batuan beku. Silikat pembentuk batuan yang umum dibagi 2 yaitu kelompok ferromagnesium, dan nan-ferromagnesium.

Posting Komentar untuk "GenesaKeterjadian Bahan Galian Mineral"