Arsitektur Masjid Al-Mubarok di Nganjuk Jawa Timur

Masjid adalah salah satu karya arsitektural peninggalan kebudayaan Islam yang telah turun-temurun ada di Indonesia, memiliki makna dan nilai historis yang sepatutnya dijaga karena adanya akulturasi antar kebudayaan dan kepercayaan dengan kebudayaan lain. Arsitur sebelumnya juga sudah menulis beberapa artikel tentang Unsur Desain pada Arsitektur Masjid

Arsitektur Masjid Al-Mubarok

Dari beberapa sumber literatur disebutkan bahwa masjid al Mubarok pada awalnya hanya berupa sebuah bangunan tunggal (1 massa) yang memiliki ukuran 14 m x 14 m. Dengan berkembangnya kebutuhan akan tempat untuk menampung jumlah jama'ah yang semakin meningkat, serta banyaknya pengunjung yang datang pada Masjid al Mubarok, maka berdampak pada perubahan/penambahan akan bangunan tersebut. Masjid ini telah mengalami tiga periode pembangunan dan pengembangan, yaitu: periode pertama pada tahun 1831 pada masa Tumenggung Sosrokusumo, periode kedua pada tahun selanjutnya pada masa Tumenggung Sosrodirdjo yang juga mengalami renovasi pada tahun 1986 oleh prakarasa oleh LB. Moerdani, dan yang terakhir pada periode ketiga pada tahun 2014.

4 Jenis Arsitektur Masjid di Seluruh Dunia

Komposisi Desain Masjid

Selain itu, pada fasad juga dapat mempresentasikan keadaan dari bangunan tersebut akan kebudayaandan kepercayaan saat dibangunnya bangunan tersebut.Permasalahan yang muncul tersebut membuat perlu adanya kajian terhadap komposisi fasad masjidal Mubarok untuk mengetahui perubahan dan perkembangan yang terjadi pada masjid yang telah terbagi menjadi tiga periode, sehingga diketahuilah akan komposisi fasad bangunan Masjid al Mubarok.

Masjid al Mubarok memiliki prinsip desain dengan keseimbangan yang simetri secara keseluruhan bangunan; Irama yang dihasilkan yaitu berirama dinamis, memiliki ketinggian banunan 8,45 meter dari tanah,komposisi warnanya monokromatik, teksturnya kasar dengan adanya tonjolan kolom dan balok, bentuk dasar yaitu persegi, arah garis dominan horisontal; skala yang dihasilkan adalah skala monumental dengan perbandingan manusia; tidak didapatkanya proporsi dengan prinsip golden section; memiliki kesatuan yang utuh dan serasi.

Referensi :

  • Krier, R.. 1988. Komposisi Arsitektur, Jilid I. Cetakan I. Terjemahan Effendi Setiadharma. Jakarta: Erlangga.
  • Nidzom, Mohammad Bahrun.,  Antariksa., Abraham Mohammad Ridjal. 2017. Komposisi Fasad Masjid Al Mubarok Di Nganjuk. Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Brawijaya.

Posting Komentar untuk "Arsitektur Masjid Al-Mubarok di Nganjuk Jawa Timur"