Empat jenis retakan yang terjadi pada kolom beton bertulang yaitu retakan diagonal, retakan horizontal, retakan pemisahan dan retakan korosi. Penyebab retak pada kolom dapat berupa desain yang salah, konstruksi yang salah atau kelebihan beban, korosi pada tulangan, penyelesaian pondasi yang terisolasi, creep dan penyusutan material.
Retak pada kolom beton bertulang adalah masalah serius dan dapat menyebabkan hilangnya kekuatan, stabilitas, daya tahan, dan estetika yang sangat merugikan bagi struktur bangunan. Oleh karena itu, diperlukan perhatian untuk menyelidiki berbagai jenis retakan yang dapat dimulai dalam kolom untuk mempertimbangkan cara yang sesuai untuk mencegah hal ini terjadi.
Retak diagonal dalam kolom beton bertulang terjadi dan bisa mencakup seluruh permukaan kolom di mana saja sepanjang ketinggiannya. Penyebab utama retak diagonal pada kolom beton adalah daya dukung beban kolom yang tidak memadai. Hal ini juga terjadi karena dimensi penampang tidak cukup dan tulangan baja tidak memadai. Retakan Diagonal akan mempengaruhi kesehatan struktural dan karenanya perlu ditangani dengan benar.
Retak horizontal pada kolom beton bertulang diamati pada sebagian besar persimpangan/pertemuan balok-kolom, dan pada permukaan kolom di mana terjadi tegangan tarik besar/beban tarik. Kolom dengan kapasitas resistansi momen yang memadai, daya topang yang tidak mencukupi, atau disposisi tulangan yang dipasang rentan terhadap peretakan horizontal.
Hal ini juga bisa terjadi karena efek dari gaya geser dan beban langsung dan lentur uniaksial. Retak horisontal secara substansial mengurangi kekuatan geser kolom yang mengarah pada risiko robohnya bangunan. Jadi, jika ini terjadi, perlu ditanggulangi secepatnya.
Retak pecah pada kolom beton bertulang adalah retakan vertikal paralel pendek dengan lebar yang tidak seragam. Kolom dengan jumlah tulangan baja tidak mencukupi, dan kualitas beton yang rendah akan rentan mengalami jenis retakan seperti itu.
Retak pecah pada kolom beton bisa terjadi sebagai hasil dari titik maksimal kapasitas angkut beban maksimumnya. Kapasitas daya dukung beban maksimal kolom tercapai ketika penampang beton tidak lagi memadai atau rasio tulangan tidak mencukupi atau kombinasi keduanya.
Retakan korosi pada kolom beton terjadi sepanjang garis beban. Jenis retakan ini umumnya memiliki lebar yang seragam dan melebar karena kolom sudah tua. Kemungkinan karena korosi tulangan dan ikatan yang tidak memadai antara beton dan tulangan baja adalah penyebab tulangan korosi pada kolom beton. Jika jenis retakan seperti itu tidak ditangani, korosi tulangan akan meningkat pesat dan merusak struktur bangunan.
Demikianlah mengenai 4 jenis retak pada kolom dan penyebabnya, semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan. Terima kasih.
Referensi :
Retak pada kolom beton bertulang adalah masalah serius dan dapat menyebabkan hilangnya kekuatan, stabilitas, daya tahan, dan estetika yang sangat merugikan bagi struktur bangunan. Oleh karena itu, diperlukan perhatian untuk menyelidiki berbagai jenis retakan yang dapat dimulai dalam kolom untuk mempertimbangkan cara yang sesuai untuk mencegah hal ini terjadi.
1. Retak Diagonal (Diagonal Crack)
1. Retak Diagonal (Diagonal Crack) - gharpedia |
Retak diagonal dalam kolom beton bertulang terjadi dan bisa mencakup seluruh permukaan kolom di mana saja sepanjang ketinggiannya. Penyebab utama retak diagonal pada kolom beton adalah daya dukung beban kolom yang tidak memadai. Hal ini juga terjadi karena dimensi penampang tidak cukup dan tulangan baja tidak memadai. Retakan Diagonal akan mempengaruhi kesehatan struktural dan karenanya perlu ditangani dengan benar.
2. Retak Horisontal (Horizontal Crack)
2. Retak Horisontal (Horizontal Crack) - gharpedia |
Retak horizontal pada kolom beton bertulang diamati pada sebagian besar persimpangan/pertemuan balok-kolom, dan pada permukaan kolom di mana terjadi tegangan tarik besar/beban tarik. Kolom dengan kapasitas resistansi momen yang memadai, daya topang yang tidak mencukupi, atau disposisi tulangan yang dipasang rentan terhadap peretakan horizontal.
Hal ini juga bisa terjadi karena efek dari gaya geser dan beban langsung dan lentur uniaksial. Retak horisontal secara substansial mengurangi kekuatan geser kolom yang mengarah pada risiko robohnya bangunan. Jadi, jika ini terjadi, perlu ditanggulangi secepatnya.
3. Retak Pecah (Splitting Crack)
3. Retak Pecah (Splitting Crack) -gharpedia |
Retak pecah pada kolom beton bertulang adalah retakan vertikal paralel pendek dengan lebar yang tidak seragam. Kolom dengan jumlah tulangan baja tidak mencukupi, dan kualitas beton yang rendah akan rentan mengalami jenis retakan seperti itu.
Retak pecah pada kolom beton bisa terjadi sebagai hasil dari titik maksimal kapasitas angkut beban maksimumnya. Kapasitas daya dukung beban maksimal kolom tercapai ketika penampang beton tidak lagi memadai atau rasio tulangan tidak mencukupi atau kombinasi keduanya.
4. Retak Korosi (Corrosion/Bond Crack)
4. Retak Korosi (Corrosion/Bond Crack) - gharpedia |
Retakan korosi pada kolom beton terjadi sepanjang garis beban. Jenis retakan ini umumnya memiliki lebar yang seragam dan melebar karena kolom sudah tua. Kemungkinan karena korosi tulangan dan ikatan yang tidak memadai antara beton dan tulangan baja adalah penyebab tulangan korosi pada kolom beton. Jika jenis retakan seperti itu tidak ditangani, korosi tulangan akan meningkat pesat dan merusak struktur bangunan.
Demikianlah mengenai 4 jenis retak pada kolom dan penyebabnya, semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan. Terima kasih.
Referensi :
- https://gharpedia.com/types-summary-of-cracks-in-reinforced-concrete-column/
- https://theconstructor.org/concrete/types-cracks-concrete-columns/26433/
Posting Komentar untuk "4 Jenis Retak pada Kolom dan Penyebabnya"