Penanganan Masalah pada Excavator


Alat berat excavator memiliki peran yang penting dalam berbagai kegiatan yang menggunakan tenaga besar. Seperti pada sektor pertambangan dimana excavator digunakan untuk memindahkan material dari satu tempat ke tempat lain serta untuk memadatkan tanah agar tidak terjadi longsor, dalam sektor perkebunan dimana excavator membantu mengangkut sampah hasil panen dan membantu pembangunan saluran irigasi, serta pada pembangunan infrastruktur dimana excavator membantu memindahkan material berat dan memadatkan tanah untuk jalan. Salah satu masalah yang cukup sering ditemui pada alat berat excavator adalah hydraulic low power. Kondisi ini tentu dapat menghambat kegiatan dan kinerja dari alat berat itu sendiri.





Apa Itu Hydraulic Low Power?





Sesuai dengan namanya, hydraulic low power adalah suatu kondisi dimana excavator tidak dapat berfungsi dengan baik akibat adanya gangguan pada beberapa bagian dari alat berat excavator. Gangguan ini dapat mempersulit operator alat berat saat hendak menggunakan excavator, juga dapat membahayakan apabila tidak ditindak lanjuti dengan baik.





Ada beberapa penyebab utama dari terjadinya hydraulic low power pada alat berat excavator. Yakni pressure, flow, dan hydraulic lift. Gangguan ini sifatnya sama pada semua tipe alat berat.





Penyebab Hydraulic Low Power





hydraulic low power




Sebelum mengenal penyebab dari salah satu gangguan pada excavator, ada baiknya dipastikan kondisi mesin atau engine berada di titik yang normal dengan cara hydraulic stall atau T/C stall. Selain itu, pastikan juga apakah mesin atau engine dalam posisi normal sebelum melangkah ke tahap selanjutnya.





1. Hydraulic Pressure Low (Tekanan yang Rendah)





Diketahui bahwa penyebab utama dalam hydraulic low power adalah adanya tekanan yang rendah pada bagian main relief. Tekanan yang terlalu rendah dapat mempengaruhi flow atau aliran pada alat berat excavator. Jika tekanan main relief sangat rendah, maka dapat berdampak pada kecepatan silinder yang berhubungan dengan flow secara keseluruhan.





Adanya tekanan yang sangat rendah ini dapat disebabkan oleh faktor berikut:





a. Setting bagian main relief yang terlalu rendah





b. Setting bagian safety valve yang terlalu rendah





c. Adanya kerusakan di bagian pompa hidrolik





d. Kurang oli





Apabila telah dilakukan setting pada bagian main relief namun tekanan pompa masih tidak mengalami kenaikan, maka terdapat kemungkinan adanya kerusakan di bagian safety valve atau di bagian pompa. Kerusakan di bagian pompa mayoritas disebabkan adanya internal leak yang cukup besar sehingga perlu digunakan thermo gun untuk mengetahui secara pasti.





2. Flow (Kurangnya Aliran Oli)





Penyebab kedua dari hydraulic low power adalah kurangnya aliran oli atau flow yang kurang kuat sehingga berdampak pada kecepatan attachment. Meski terdapat kondisi dimana tekanan hidrolik mencapai poin yang baik, terdapat kemungkinan aliran oli melambat. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya sumbatan atau halangan di sepanjang jalur oli.





Aliran oli yang terlalu lambat dapat berdampak pada kecepatan, bukan pada tekanan ataupun kekuatan. Terdapat tujuh penyebab adanya keterlambatan pada attachment, antara lain:





a. Adanya kebocoran oli





b. Kurang oli





c. Spool control di bagian valve mengalami kemacetan





d. Saringan buntu





e. Pengaturan sudut pompa yang tidak tepat





f. Pembukaan spool control valve sedikit





g. Tekanan pilot yang rendah





3. Hydraulic Drift (Attachment Mengalami Penurunan)





Penyebab attachment yang turun sendiri bisa diakibatkan oleh adanya kebocoran pada bagian dalam komponen, seperti pada spool control valve dan safety valve, atau pada seal silinder hydraulic. Dalam kondisi ini, dapat diperhatikan dengan baik pada bagian-bagian yang mengalami penurunan untuk mengetahui letak pasti penyebab penurunan attachment.





Solusi Hydraulic Low Power





Terdapat beberapa cara untuk mengatasi gangguan hydraulic low power pada alat berat excavator. Antara lain:





1. Main Hydraulic





  • Periksa tekanan kerja serta tekanan ketika relief yang bertujuan untuk mengetahui jika tekanan cukup baik atau tidak. Standar tekanan hydraulic excavator berkisar 21 Mpa saat beroperasi dan 24 Mpa saat mendapat beban atau relief.
  • Apabila tekanan kurang, maka dapat dilakukan setting tekanan hydraulic.
  • Apabula setelah disetting tekanan masih kurang, maka dapat diperiksa bagian main relief valve pada control valve.
  • Adanya kerusakan komponen control valve dan pompa dapat mengakibatkan low power pada excavator.
  • Periksa bagian pompa lalu lakukan resealing pompa. Apabila ditemukan kerusakan, ganti bagian yang rusak.
  • Periksa bagian control valve untuk memastikan apa bagian spool macet atau luka, kemudian resealing control valve atau ganti o-ring kit dari control valve.
  • Lalu, periksa suhu kerja oli hydraulic dengan suhu normal 50 hingga 60 derajat Celcius.
  • Jika masih terdapat gangguan lemah, maka kemungkinan kerusakan terjadi pada sirkuit pilot hydraulic.




2. Pilot Hydraulic





  • Periksa tekanan di pilot hydraylic dengan std berkisar 4 Mpa atau 40 kgf.
  • Apabila tekanan tidak mencapai titik tersebut, setting tekanan hydraulic pilot pada rumah filter pilot.
  • Periksa bagian gear pump pilot hydraulic. Apabila ada kerusakan, maka dapat segera diganti.
  • Lalu, periksa juga pakah jalur pilot hydraulic mengalami kebocoran atau tidak. Dilanjutkan dengan pemeriksaan signal control valve atau solenoid block.
  • Juga, periksa handle lever pada kabin operator.




3. Sistem Elektrik





  • Periksa bagian sekring dan kabel-kabel atau harness pada electrical system excavator. DIlanjutkan dengan pemeriksaan kode kerusakan di monitor.
  • Lalu, lakukan pemeriksaan pump delivery sensor serta pump flow rate sensor.
  • Kemudian, lakukan pemeriksaan torque control solenoid valve yang dilanjutkan dengan pemeriksaan pump flow rate limited solenoid valve. Juga, pemeriksaan di solenoid block.
  • Pemeriksaan solenoid, ada dua kabel dari controller dan lakukan pemeriksaan tegangan antara dua kabel yang menggunakan 5V atau 12V. Kemudian, periksa resistance dari solenoid dengan kisaran 16 ohm dan 34 ohm.
  • Lakukan pemeriksaan di controller. Jika ada kerusakan, maka dapat segera diganti


class = "fb-comments"
data-href = "https://arparts.id/alatberat-gangguanexcavator-hydrauliclowpower/"
data-numposts = "10"
data-lazy = "true"
data-colorscheme = "light"
data-order-by = "social"
data-mobile=true>


Posting Komentar untuk "Penanganan Masalah pada Excavator"