Lebih Baik Beli atau Sewa Alat Berat?


Lebih baik beli atau sewa alat berat? Pertanyaan itu sering dikemukakan para kontraktor pemula. Hal ini tidak terlepas dari kesadaran bahwa alat berat merupakan investasi penting dalam pekerjaan konstruksi, pertambangan, perkebunan, dan beberapa proyek besar lainnya.





Hydraulic shovel produksi Caterpillar




Sebagai modal bergerak,
kemampuan alat berat dalam menjalankan fungsi / pekerjaannya memiliki batasan waktu.
Secara alamiah, nilai alat berat setiap tahun pasti akan berkurang, atau mengalami
penyusutan (depresiasi).





Selain itu, dalam
kondisi tertentu, ada saat di mana alat berat tidak berfungsi karena rusak dan
aus pada salah satu, beberapa, atau sebagian besar komponennya.





Melihat beberapa pertimbangan
di atas, sebagian kontraktor lebih senang memilih sewa alat berat
ketimbang membeli. Pilihan ini umumnya dilakukan oleh perusahaan konstruksi
skala menengah ke bawah, terlebih jika proyek yang didapatkannya belum sampai
dalam level kontinyu.





Tiga Cara Pengadaan Alat Berat

Apabila dipetakan, ada tiga cara yang dapat dilakukan perusahaan konstruksi dalam pengadaan alat-alat berat untuk mendukung pekerjaannya. Ketiga cara tersebut adalah:





  • Beli
  • Sewa
  • Sewa-beli




Beberapa alat berat produksi Komatsu




a. Beli alat berat

Membeli alat berat tentu punya prestise tersendiri, bahkan bisa meningkatkan brand image sebuah perusahaan konstruksi di mata pemilik proyek atau pemberi tender.









Sebab dalam proses
tender, pemilik proyek terkadang melihat kemampuan kontraktor / perusahaan konstruksi berdasarkan
alat-alat berat yang dimilikinya.





Tentu tidak semua
pemilik proyek berpandangan seperti itu. Sebab tidak sedikit pemilik proyek
yang menitikberatkan pada rekam jejak kemampuan manajerial, kualitas pekerjaan,
ketepatan waktu, dan cost yang terjangkau.





Pengadaan alat berat
dengan sistem membeli biasanya dilakukan perusahaan konstruksi skala besar,
atau setidaknya skala menengah.





Selain bisa meningkatkan
brand image, cara ini dapat menekan biaya pemakaian alat berat per jam. Setidaknya
jika dilakukan perbadingan dengan cara sewa. Apalagi jika
alat digunakan secara optimal.





Namun, kelemahannya,
butuh modal besar untuk membeli alat berat. Investasi awal menjadi sangat mahal
dan memberatkan bagi perusahaan konstruksi jika tidak mendapat proyek secara
kontinyu.





b. Sewa alat berat





Dragline salah satu alat berat yang sering di sewakan




Bagi perusahaan
konstruksi skala menengah ke bawah, terlebih belum bisa mendapat proyek secara
kontinyu, disarankan melakukan pengadaan alat berat dengan cara sewa.





Dengan cara ini, perusahaan
konstruksi
terbebas dari biaya investasi awal
yang sangat besar. Proses penyewaan alat berat umumnya dalam jangka waktu tertentu dan tidak terlalu lama.





Selain itu, penyewa
bisa menentukan jenis alat berat yang harus didatangkan pada bulan I, II, III,
dan seterusnya, berdasarkan jadwal pelaksanaan proyek.





Misalnya, tidak
mungkin langsung menyewa crane, jika kita belum menata calon lokasi proyek. Yang
perlu disewa pertama adalah bulldozer dan dump truck.





Untuk penghematan
biaya sewa, setiap kontraktor harus membuat skala prioritas berdasarkan
jenis-jenis alat berat yang mau digunakan lebih dulu. Jadi tidak langsung
menyewa semua alat berat yang diperlukan untuk pengerjaan sebuah proyek.





Kalau Anda ingin menyewa alat berat, pastikan perusahaan penyewaan sudah bonafid dan memiliki banyak pilihan peralatan. Salah satunya adalah arparts.id yang bisa dihubungi secara online maupun offline.





c. Sewa alat berat – beli alat berat





Beberapa alat berat produksi Sumitomo




Apa itu sewa-beli alat
berat? Prinsipnya sama seperti ketika seseorang mengambil kredit mobil atau
sepeda motor. Kita membeli barang kredit itu dari penjual.





Yang memberikan kredit
sebenarnya bukan penjual, namun perusahaan pembiayaan (leasing) yang bekerja
sama dengan penjual. Kepada perusahaan leasing itulah nantinya kita membayar
angsuran (plus bunga pinjaman) setiap bulan, dalam jangka waktu yang sudah
disepakati bersama.





Pengadaan alat berat pun bisa melalui cara serupa. Sewa-beli alat berat biasanya dilakukan apabila kontraktor menggunakan peralatan
tersebut dalam jangka waktu lama.





Begitu pengajuan
kredit disetujui, alat berat sudah bisa langsung digunakan. Tapi status kepemilikan
masih di tangan perusahaan leasing. Kalau cicilan sudah lunas, alat berat itu
menjadi milik kontraktor selaku kreditur.





Apabila dibandingkan
dengan beli kontan, cara sewa-beli dapat mengurangi jumlah modal awal yang
diperlukan. Tetapi jika dihitung biaya pemakaian alat per jam, sistem beli kontan
masih lebih hemat.





Kombinasi Cara Pengadaan Alat Berat





Beberapa alat berat produksi Kobelco




Jangan berpikir bahwa
untuk pengadaan alat berat, Anda harus memilih salah satu dari ketiga cara di
atas. Dengan pertimbangan tertentu, Anda dapat mengkombinasi dua atau tiga cara
pengadaan alat berat.





Sebab alat berat yang
digunakan dalam setiap proyek konstruksi, pertambangan, dan proyek lainnya tidak
hanya satu jenis. Bisa lebih dari lima jenis alat berat. Setiap jenis alat
berat yang digunakan pun bisa lebih dari 1 unit.





Misalnya, adakah jenis
alat berat tertentu yang selalu digunakan setiap kali mendapat proyek? Kalau
ada, berarti perlu dipertimbangkan untuk membeli kontan jenis alat berat tersebut.
Tentu saja kalau kondisi finansial perusahaan memang memungkinkan.





Untuk sebagian jenis alat
berat lainnya, bisa dipertimbangkan pengadaannya melalui cara sewa. Lalu  sebagian lagi melalui sewa-beli. Semuanya
berdasarkan frekuensi penggunaan setiap jenis alat berat dalam proyek-proyek
yang Anda kerjakan.





Selain berdasarkan
frekuensi penggunaan alat berat, Anda juga bisa mempertimbangkannya melalui
aspek harga. Dalam hal ini, alat berat dengan harga paling terjangkau bisa
diprioritaskan untuk dibeli terlebih dahulu.





Biaya Alat Berat





Beberapa alat berat produksi Hitachi




Setiap jenis alat
berat memiliki biaya masing-masing. Tetapi, apapun jenisnya, ada dua bentuk biaya
alat berat yang mesti disiapkan kontraktor, yakni:





a. Biaya Pengadaan





Seperti dijelaskan
sebelumnya, biaya pengadaan ini bisa berupa biaya pembelian, biaya sewa, atau
biaya sewa-beli.





Biaya pengadaan alat
berat, terutama jika harus dibeli, memang sangat mahal. Alat berat bisa dibeli secara
kontan dari uang perusahaan / kontraktor. Dapat juga dibeli secara kontan di
mana uangnya berasal dari pinjaman bank.





Kalau Anda membeli
dengan cara meminjam uang di bank, maka beban finansial juga makin besar.
Selain harus memikirkan pembayaran utang pokok, juga pembayaran bunga pinjaman setiap
bulan.





Kondisi ini juga
dialami perusahaan konstruksi / kontraktor yang melakukan sewa-beli. Ada angsuran
dan bunga tiap bulan yang harus dibayarkan kepada perusahaan leasing. Tetapi jika
menyewa, Anda terbebas dari beban finansial seperti itu.





Selain itu, masih ada
beberapa biaya yang harus diperhitungkan saat membeli alat berat, misalnya:





  • Biaya pembayaran
    pajak
  • Biaya pembayaran
    asuransi
  • Biaya
    penyimpanan alat berat
  • Depresiasi
    / penyusutan nilai barang, seiring bertambahnya umur alat berat tersebut.




Keempat komponen biaya
ini juga dijumpai pada sistem sewa-beli. Misalnya tiap bulan wajib bayar angsuran
dan bunga kepada perusahaan leasing. Pajak, asuransi, dan biaya penyimpanan alat
berat tetap harus ditanggung.





Lain halnya dengan cara
sewa, sebagian besar biaya di atas tidak diperlukan. Tak perlu mengangsur,
bayar pajak dan asuransi, serta tidak pusing memikirkan nilai penyusutan. Namun
Anda tetap harus membayar biaya penyimpanan alat, jika tak memiliki lahan yang memadai.





b. Biaya Operasional





Motor grader bisa dibeli atau disewa




Bagaimana pun caranya memperoleh
alat berat, selalu ada komponen biaya operasional. Yaitu biaya yang diperlukan
untuk mengoperasikan setiap jenis alat berat dalam sebuah proyek.





Jadi, biaya operasional
tetap harus dikeluarkan oleh kontraktor ketika mau menggunakan alat berat, tak
peduli apakah alat itu diperolehnya dengan cara beli, sewa, atau sewa-beli.





Biaya operasional alat
berat ini terdiri atas:





  • Biaya
    bahan bakar
  • Biaya gemuk
    / vaselin
  • Biaya
    pelumas
  • Biaya perawatan
  • Biaya perbaikan
    (termasuk pembelian suku cadang)
  • Biaya operator




Itulah informasi mengenai plus-minus pengadaan alat berat dengan cara beli, sewa, maupun sewa-beli. Semoga bermanfaat. (*)





By: Arparts.id



class = "fb-comments"
data-href = "https://arparts.id/lebih-baik-beli-atau-sewa-alat-berat/"
data-numposts = "10"
data-lazy = "true"
data-colorscheme = "light"
data-order-by = "social"
data-mobile=true>


Posting Komentar untuk "Lebih Baik Beli atau Sewa Alat Berat?"