Bagaimana cara merawat alat berat agar awet? Pertanyaan ini penting, terutama bagi para mekanik di perusahaan konstruksi serta perusahaan penyewaan alat berat. Bahkan tidak hanya bagi mekanik, tetapi juga bagi perusahaan konstruksi / kontraktor secara kelembagaan.
Tidak bisa dimungkiri,
alat berat menjadi salah satu kunci kesuksesan sebuah perusahaan konstruksi.
Berkat alat-alat berat, berbagai pekerjaan sulit dalam proyek konstruksi, pertambangan,
kehutanan, dan pertambangan bisa terlaksana. Bahkan dapat menghemat waktu,
sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Namun, jika mengalami
kerusakan dan tidak bisa dioperasikan, hal ini bisa menyebabkan downtime.
Yaitu kondisi di mana alat berat tidak bisa digunakan dalam rentang waktu tertentu.
Misalnya, harus “menganggur” selama 15 hari atau lebih.
Downtime jelas sangat merugikan. Sebab akan menyebabkan
membuat pekerjaan terhenti, jika tidak ada alat berat sejenis sebagai penggantinya.
Kalaupun ada penggantinya, tentu membutuhkan biaya tersendiri untuk menyewa
atau membelinya.
Bukan hanya itu, downtime
juga bisa menyebabkan penundaan pekerjaan. Bahkan dapat mencoreng nama baik
perusahaan, jika proyek tidak bisa selesai tepat waktu. Karena itu, butuh rencana
matang dalam menerapkan program perawatan alat berat.
Sebenarnya, setiap pabrikan
sudah menyertakan buku manual untuk memandu konsumennya dalam menjaga alat
berat agar berfungsi optimal. Namun buku manual ini tak mencakup semua detail
yang dibutuhkan setiap kontraktor.
Untuk itulah, arparts.id akan memberikan panduan tentang merawat alat berat agar awet dan tetap fungsional dalam jangka waktu lama.
Tujuan Perawatan Alat Berat
Perawatan alat berat memiliki tiga tujuan utama, yaitu:
- Alat berat
bisa berfungsi maksimal dalam menjalankan pekerjaannya. - Meningkatkan
keselamatan kerja. - Mengurangi
nilai penyusutan / depresiasi yang merupakan keniscayaan pada setiap modal
bergerak.
Tujuan pertama tetap
harus diperhatikan, yakni supaya alat berat tetap fungsional dalam membantu pekerjaan
konstruksi, pertambangan, dan sejenisnya. Hal ini sekaligus bisa mencegah
downtime, dan sekaligus dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Tujuan kedua juga tak kalah penting, yaitu meningkatkan keselamatan kerja, terutama bagi operator maupun pekerja di sekitar lokasi proyek. Lembaga Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Amerika (OSHA) melaporkan, 15 – 20% dari seluruh kecelakaan industri terkait dengan kualitas pemeliharaan mesin.
Alat berat,
sebagaimana modal bergerak lainnya seperti mobil dan sepeda motor, pasti
mengalami penyusutan nilai setelah dipakai. Pemakaian lebih dari lima tahun membuat
harga jual cuma separo dari harga beli. Tapi jika perawatannya baik, nilai jual
modal bergerak masih bisa ditingkatkan.
Jenis Perawatan Alat Berat
Ada beberapa cara merawat alat berat agar awet, antara lain:
- Perawatan
Preventif - Perawatan
Berkala - Perawatan
Harian - Perawatan
/ Perbaikan Kerusakan - Perawatan
Overhaul - Perawatan Kondisi
Mesin
Dalam beberapa
literatur, perawatan preventif / preventive maintenance (PM) acapkali disandingkan
dengan perawatan prediktif / predictive maintenance (PDM). Apa perbedaan
keduanya?
Jika mesin pada alat
berat sudah dimatikan, maka perawatannya disebut preventif. Tetapi kalau alat
berat masih bekerja / beroperasi, perawatannya disebut prediktif.
Contoh sederhana perawatan
prediktif adalah terdengar suara atau muncul getaran yang tak biasa. Operator
yang berpengalaman bisa memprediksi gangguan yang muncul dari kondisi tidak
biasa itu.
Ketika melakukan perawatan
dalam kondisi mesin hidup, pekerjaan harus dilakukan oleh dua orang. Salah seorang
duduk di kabin, seorang lagi melakukan pekerjaan perawatan. Keduanya harus dapat
bekerja sama dengan baik, untuk menjamin keselamatan kerja.
1. Perawatan Preventif
Perawatan preventif (preventive
maintenance) adalah cara perawatan untuk mencegah terjadinya kerusakan / gangguan
pada alat berat, tanpa harus menunggu adanya tanda-tanda kerusakan.
Contoh paling mudah
adalah selalu membersihkan bagian luar dari alat berat, agar kotoran / debu tak
menumpuk. Sebab jika terlalu banyak debu / kotoran yang masuk ke bagian dalam,
maka dapat menghambat kinerja alat berat.
Contoh lainnya adalah
menutup alat berat dengan terpal, terutama saat musim hujan. Tujuannya agar
bagian dalam dari komponen alat berat tidak kemasukan air.
2. Perawatan Berkala
Perawatan berkala (periodic
maintenance) dilakukan setiap kali alat berat digunakan dalam jumlah jam kerja
mesin atau hour meter (HM) tertentu. Jumlah waktu penggunaannya ditunjukkan
melalui alat pencatat waktu operasi pada peralatan berat tersebut.
Perawatan berkala berdasarkan jam kerja mesin ini biasanya mengikuti rekomendasi dari pabrikan. Jika memungkinkan, tugas perawatan berkala dipercayakan kepada operator. Tapi jika memang tak memungkinkan, perusahaan konstruksi boleh juga menggandeng pihak lain (vendor).
Kegiatan yang
dilakukan dalam perawatan berkala antara lain:
- Pemeriksaan
rutin kondisi alat berat - Penggantian
pelumas. - Penggantian
suku cadang / sparepart.
Penggantian sparepart
bisa mempertimbangkan catatan penggunaan dari setiap suku cadang. Kalau lama tak
diganti, apalagi alat berat sering digunakan, maka sparepart harus segera diganti
yang baru.
3. Perawatan Harian
Perawatan harian (daily
maintenance) sebenarnya merupakan bagian dari perawatan berkala, tetapi
dilakukan setiap hari sebelum alat digunakan. Perawatan ini untuk mengetahui kelayakan
alat berat layak.
Perawatan harian alat
berat menjadi tanggung jawab operator dan pimpinan unit khusus mekanik /
pemeliharaan.
Setiap perusahaan konstruksi
harus memiliki unit (bagian, divisi, bidang, dll) yang bertugas khusus dalam
masalah yang berkaitan dengan mekanik atau perawatan alat berat.
Pimpinan unit khusus harus
menyediakan fasilitas pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi operator, supaya bisa
menangani langsung perawatan harian.
Perawatan harian meliputi
berbagai kegiatan sebagai berikut:
- Pemeriksaan
dan perawatan yang dilakukan setiap pagi (sebelum operasi)- Memeriksa seluruh
level oli (sebelum mesin dihidupkan).
- Memeriksa baterai
dan kabel-kabelnya.
- Memeriksa air
radiator.
- Memeriksa joystick.
- Memeriksa fungsi
pedal.
- Memeriksa sistem
kelistrikan.
- Memeriksa ketegangan
tali kipas.
- Memeriksa tekanan
hidrolis pada roda / track shoe.
- Memeriksa seluruh
baut utama.
- Memeriksa seluruh
- Memeriksa fungsi
sistem hidrolik. - Memeriksa
kemungkinan kebocoran oli. - Memeriksa bahan
bakar, dan mengisinya setelah alat beroperasi pada sore hari. Ini untuk menghindari
ruang kosong dalam tangki bahan bakar. - Membersihkan
alat berat dilakukan sore hari, setelah alat selesai digunakan.
Jangan lupa
membiasakan memanaskan mesin setiap pagi sebelum alat berat digunakan. Saat mesin
dipanaskan, perhatikan apakah terdengar suara atau getaran yang tidak
seharusnya. Kalau terdengar suara yang tak biasa, berarti ada gesekan /
penurunan efisiensi kinerja mesin.
Karena itu, lebih baik
segera dilakukan perbaikan sebelum alat berat digunakan. Memaksa alat berat
bekerja dalam kondisi seperti itu justru dapat mengakibatkan kerusakan lebih
fatal, bahkan berisiko menimbulkan kecelakaan saat digunakan.
Sore hari, atau setelah alat berat selesai digunakan, langsung dilakukan pembersihan unit. Dengan demikian, aktivitas ini tak perlu dilakukan pada pagi hari.
4. Perawatan / Perbaikan Kerusakan
Perawatan / perbaikan
kerusakan alat berat hanya dilakukan secara insidental, yaitu ketika jika alat berat
mengalami kerusakan, baik dalam kondisi masih bisa atau tidak bisa dioperasikan.
Apabila alat berat dibeli
dari pabrikan (bukan beli second), dan masih ada kartu garansi, sebaiknya upaya
perbaikan diserahkan langsung kepada layanan / servis yang ditunjuk pabrikan
(tertera pada kartu garansi).
Jika Anda memperbaiki
sendiri, apalagi berinisiatif mengganti sparepart, maka Anda tidak bisa lagi
memanfaatkan kartu garansi.
Apabila kerusakan
terjadi setelah habis masa berlakunya kartu garansi, Anda bisa mempercayakan perbaikan
alat berat ini kepada operator yang sudah mendapatkan pelatihan memadai. Boleh juga
bekerja sama dengan vendor yang dipercayainya.
Jika dalam perbaikan
membutuhkan pergantian suku cadang (sparepart), biasakan untuk mencatat dalam
buku khusus mengenai perawatan alat berat. Buku ini nantinya sangat berguna setiap
kali alat berat mengalami kerusakan.
5. Perawatan Overhaul
Perawatan overhaul (overhaul
maintenance) dilakukan secara terjadwal, tanpa menunggu mesin / komponen
tersebut rusak. Hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan performa mesin agar sama seperti kondisi standar pabrik.
Dalam buku manual
dijelaskan interval waktu tertentu di mana konsumen harus melakukan overhaul
sesuai dengan standar yang ditentukan pabrikan.
Prinsip utama overhaul
adalah mengembalikan kondisi alat berat pada performa awal, sehingga bisa
berfungsi lagi secara optimal. Perawatan mencakup penggantian serta pemakaian
ulang komponen, sesuai dengan standar pabrikan.
Optimalisasi alat
berat ini bisa dilakukan hanya dengan rekondisi pada beberapa bagian / komponen
saja. Tetapi bisa juga dilakukan terhadap seluruh bagian. Karena itu, perawatan
overhaul terdiri atas beberapa kategori, yaitu:
- Top overhaul:
Hanya di bagian atas saja (misalnya bagian boom, boom cylinder, arm, arm cylinder,
dll). - Engine overhaul:
Khusus bagian mesin diesel, motor listrik, dan sistem hidrolik. - Undercarriage
overhaul: Hanya di bagian bawah saja (misalnya roda rantai / ban, bucket, blade,
dll) . - Transmission
overhaul: Perawatan hanya di bagian transmisi saja. - Final
drive overhaul: Fokus di bagian final drive. - General overhaul:
Perawatan secara keseluruhan / total, atau semacam turun mesin.
Overhaul juga bisa dilakukan jika alat berat sudah mencapai umur tertentu, sehingga membutuhkan penyegaran. Selain itu, jika terjadi kerusakan parah sehingga alat berat tidak dapat dioperasikan lagi, maka tindakan overhaul juga perlu dilakukan.
6. Perawatan Kondisi Mesin
Perawatan kondisi
mesin (condition base maintenance) atau CBM dilakukan sesuai dengan
kondisi mesin. CBM hanya dilakukan jika ada indikator terjadi kerusakan pada
mesin, baik kerusakan berat maupun ringan.
Tujuan CBM adalah mencegah kerusakan lebih parah pada mesin. Jadi, begitu diketahui ada bagian mesin mengalami kerusakan, segera dilakukan perawatan dan perbaikan.
Beban kerja alat berat
tentu sangat berat, apalagi kalau sering digunakan, bahkan setiap hari. Hal ini
harus diimbangi dengan perawatan (maintenance) secara tepat.
Tanpa perawatan yang
baik dan benar, alat berat mudah mengalami kerusakan. Kalau sampai rusak, tentu
biaya perbaikan cenderung mahal. Apalagi kalau sampai harus mengganti komponen.
Bukan hanya itu, peralatan yang rusak juga dapat menganggu produktivitas kerja, sehingga schedule pengerjaan proyek bisa molor. Semoga bermanfaat. (*)
By: Arparts.id
class = "fb-comments"
data-href = "https://arparts.id/bagaimana-cara-merawat-alat-berat-agar-awet/"
data-numposts = "10"
data-lazy = "true"
data-colorscheme = "light"
data-order-by = "social"
data-mobile=true>
Posting Komentar untuk "Bagaimana Cara Merawat Alat Berat agar Awet ?"