Dalam industri alat berat dan peralatan konstruksi, nama Komatsu sudah sangat dikenal oleh pelanggan Indonesia. Produsen alat berat asal Jepang itu selalu menawarkan produk dengan kualitas unggul dengan harga yang bersaing. Juga, masa pemakaian yang baik menjadi alasan mengapa alat berat dari Komatsu terus dipilih sebagai alat berat proyek di Indonesia.
Komatsu dikatakan telah berhasil mendominasi pasar alat berat dan peralatan konstruksi di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dengan popularitas serta permintaan yang terus meningkat, Komatsu kemudian mendirikan beberapa anak perusahaan serta dealer di kawasan Asia Tenggara guna memberikan layanan yang optimal serta lebih dekat dengan para pelanggan.
SANY menjadi salah satu produsen alat berat asal China yang sekarang ini banyak diminati oleh pelanggan alat berat dan peralatan konstruksi di Indonesia. SANY memberikan kualitas alat berat yang tidak kalah dengan merk besar lainnya, namun menawarkan harga yang cukup terjangkau.
Alat Berat di Indonesia
Seperti yang sudah diketahui, Indonesia merupakan negara dengan berjuta potensi hayati dan non-hayati dimana potensi tersebut dikatakan dapat memakmurkan masyarakat Indonesia. Salah satu potensi Tanah Air yang paling tersohor yakni potensi sumber daya alam pertambangan – seperti minyak, batu bara, emas, berlian, tembaga, dan lain sebagainya.
Dengan potensi pertambangan yang cukup besar, tentu dibutuhkan bantuan alat berat dalam melakukan eksplor pertambangan. Wilayah pertambangan di Indonesia sendiri dikatakan memiliki medan yang cukup ekstrem. Yakni dengan perubahan cuaca yang signifikan, terik matahari hampir di sepanjang tahun, serta tantangan geografis seperti jalanan terjal yang menjadi kendala tersendiri dalam proses pertambangan.
Maka dari itu, dibutuhkan bantuan berbagai alat berat, salah satunya alat berat excavator. Menurut beberapa sumber, permintaan alat berat excavator di Indonesia didominasi oleh sektor pertambangan, kehutanan dan pembangunan infrastruktur serta jalan raya. Hal ini tentu membawa angin segar bagi produsen dan distributor alat berat untuk saling bersaing memenuhi permintaan pasar.
SANY dan Tantangan untuk Komatsu
Dilansir dari Nikkei Asia, baru-baru ini, perusahaan alat berat asal China – SANY, berhasil memenangkan permintaan 600 unit hydraulic excavator ke kawasan Sulawesi pada pertengahan bulan Mei lalu. SANY mengirimkan unit excavator tersebut guna memenuhi permintaan salah satu tambang nikel terbesar di kawasan tersebut, dimana diperkirakan 70 persen dari tambang nikel yang tersebar di Sulawesi didukung oleh modal dari China.
Hingga saat ini, diperkirakan lebih dari 5.000 unit alat berat produksi SANY beroperasi hampir di seluruh kawasan kilang Indonesia, beserta fasilitas lainnya. Dengan permintaan akan mesin konstruksi dan alat berat yang mulai melambat di China, SANY mempercepat dorongan ke Indonesia dan kawasan berkembang lainnya di Asia Tenggara yang lebih dulu didominasi oleh produk dari Komatsu.
Penjualan alat berat excavator SANY sendiri di luar negeri mencapai 1 miliar yuan ($155 juta) untuk pertama kalinya di bulan Maret kemarin, dengan kontribusi pada lonjakan sebesar 90 persen dari pendapatan perusahaan pada tahun ini di kuartal bulan Januari hingga Maret.
Lebih lanjut, adanya kenaikan ini didorong oleh harga yang terjangkau dari SANY – dengan perkiraan 20 persen dibawah harga alat berat asal Jepang, serta adanya infrastruktur China’s Belt and Road Initiative. Diklaim China mengalahkan Jepang dalam penawaran di Indonesia untuk membangun kereta api berkecepatan tinggi dengan rute Jakarta hingga kota Bandung, serta lebih dari 500 unit peralatan buatan SANY telah digunakan pada proyek tersebut.
Alat Berat Asal China dan Penjualan di Indonesia
Sekarang ini, produsen alat berat asal China tersebut terus mengembangkan peluang di kawasan Asia serta Amerika Tengah dan Selatan, jelas Presiden Xiang Wenbo pada bulan Mei di suatu acara untuk merayakan SANY yang berhasil menjadi penjual alat berat excavator top dunia di tahun 2020. Pabrikan SANY telah mengalihkan pandangannya ke Amerika Utara dan kawasan Eropa.
SANY memiliki tujuan untuk mencapai 300 miliar yuan dalam total penjualan pada tahun 2025 mendatang, atau tiga kali lipat dari angka di tahun 2020. Namun, perusahaan juga menargetkan $10 miliar dari pasar global, atau lima kali lipat dari penjualan luar negeri selama periode lima tahun.
Dorongan global secara agresif dari SANY sebagian terjadi karena adanya ketidakpastian di pasar dalam negeri. Penjualan unit excavator hidrolik mengalami penurunan di tahun ini pada bulan April, dan turun lebih dari 20 persen di bulan Mei. Beberapa pengamat pasar memperkirakan adanya penurunan sekitar 10 persen dalam penjualan unit excavator pada tahun 2021.
Takeshi Horikoshi, Kepala Keuangan Komatsu, mengatakan, “Penjualan melambat lebih dari yang diperkirakan, dan ada kemungkinan besar pasar akan menyusut.” Namun, Komatsu memperkirakan lonjakan permintaan mesin konstruksi antara 10 hingga 15 persen berdasarkan volume di Asia Tenggara selama tahun fiskal 2021. Indonesia menjadi pasar terbesar di kawasan untuk peralatan tersebut, tampaknya akan menerima lonjakan investasi infrastruktur tahun ini, sebagian untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dari wabah.
SANY menguasai 21 persen pasar mesin konstruksi Indonesia di bulan Januari hingga Maret, hanya sedikit di bawah Komatsu yakni sebesar 22 persen. Persaingan antara pemain China dan Jepang juga tumbuh di pasar Asia Tenggara lainnya. Perusahaan dari China diyakini telah mendapatkan sekitar 30 persen saham di Thailand, mengejar saham Komatsu yang mencapai 50 persen.
class = "fb-comments"
data-href = "https://arparts.id/sany-komatsu-alatberatexcavator/"
data-numposts = "10"
data-lazy = "true"
data-colorscheme = "light"
data-order-by = "social"
data-mobile=true>
Posting Komentar untuk "SANY ‘Tantang’ Komatsu dalam Mempertahankan Pasar Indonesia"