Memilih Jenis Kontrak Proyek Konstruksi

Memilih Jenis Kontrak Proyek Konstruksi

        
Memilih Jenis Kontrak Proyek Konstruksi- Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan jenis kontrak. Sebelum menentukan pilihan, faktor faktor yang harus di pertimbangkan adalah sebagai berikut.

1. Lengkap atau Tidaknya Devinisi Lingkup Kerja

Lengkap atau tidaknya defenisi lingkup kerja proyek yang disusun oleh pemilik pada waktu lelang akan menjadi faktor utama pemilihan bentuk kontrak. Bila dibayangkan bagaimana sulitnya kontraktor menghitung perkiraan jumlah biaya penawaran yang harus dicantumkan dalam proposal (suatu kontrak biaya tetap) bila devinisi lingkup kerja di RFP masih dalam taraf garis besar atau masih dalam tingkatan konseptual. Seandainya kontraktor tersebut memenangkan lelang dengan jumlah biaya yang didasarkan atas perkiraan kasar, maka secara potensial kedua belah pihak , kontraktor dan pemilik akan mengalami kesukaran untuk melaksanakan implementasi proyek. Oleh sebab itu, kontrak lump – sum harus dihindari apabila definisi lingkup kerja belum lengkap dan terinci.

2. Insentif

Adanya unsur insentif didalam kontrak, seperti bunos (positif) dan pinalti (negatif) terhadap pencapaian jadwal, biaya dan mutu akan mempengaruhi pemilihan jenis kontrak. Unsur insentif tersebut, acapkali mencambuk kontraktor untuk berusaha lebih keras.

3.    Eskalasi

Eskalasi yang dirancang untuk melindungi Kontraktor dari kenaikan harga karena infalasi  akan membuat keterangan bekerja. Terutama untuk kontrak jangka panjang (multiyears). Selain itu pemilik dapat mengharapkan harga yang wajar karena proposal (kontrak lump – sum) dari kontraktor sudah tidak mencerminkan adanya risiko eskalasi.

4. Kurun Waktu Pelaksanaan Proyek

Semakin panjang kurun waktu proyek,terutama proyek proyek berukuran besar, semakin banyak faktor ketidakpastian yang dihadapi oleh kontraktor. Mereka lebih cenderung untuk tidak memiliki bentuk lump – sum.

5. Sifat proyek

Proyek dengan lengkap kerja yang masih asing, belum pernah dikenal dan dipraktekkan, misalnya yang berhubungan dengan proses dan produk baru, akan lebih sesuai untuk kontrak harga tidak tetap. Sebagai contoh, proyek NLG Arun di Aceh tahap I tahun 1974-1977, dengan biaya US$960 juta, memakai CFF dengan Bechtel Inc., sebagai kontraktornya. Hal ini disebabkan sifat proyek adalah unik, dalam arti proses produksi LNG pada waktu itu adalah baru. Bechtel Inc., ditunjuk atas dasar pengalamannya mendirikan satu-satunya kilang LNG di dunia waktu itu, yaitu di Das Island Timur Tengah.

Posting Komentar untuk "Memilih Jenis Kontrak Proyek Konstruksi"