Perencanaan Sumber Daya Manusia Proyek
Perencanaan Sumber Daya Manusia Proyek- Setelah disebutkan sebelumnya bahwa langka pertama dalam pengelolaan biaya proyek adalah membuat perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan sumberdaya, baik berupa sumber daya manusia maupun bukan sumber daya manusia, seperti material dan peralatan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan perencanaan sumber daya adalah proses mengidentifikasi jenis dan jumlah sumber daya sesuai jadwal keperluan yang telah ditetapkan.
Tujuan perencanaan tersebut adalah mengusahakan agar sumber daya yang dibutuhkan tersedia tetap pada waktunya, tidak boleh terlalu awal atau terlambat, karena keduanya merupakan sumber pemborosan.
Pada Kesempatan ini kita akan membahas topic tersebut di atas, yakin mencakup produktivitas tenaga kerja, perkiraan tenaga kerja periode puncak, perkiraan tenaga lapangan dan engineering, serta perencanaan sumber daya non-SDM.
Di samping itu, juga disajikan beberapa data dan grafik hasil penelitian G. J. Ritz, J. A. Bent, dan A. E. Kerridge yang erat relevansinya dengan perkiraan jumlah tenaga kerja proyek.
Tujuan perencanaan tersebut adalah mengusahakan agar sumber daya yang dibutuhkan tersedia tetap pada waktunya, tidak boleh terlalu awal atau terlambat, karena keduanya merupakan sumber pemborosan.
Pada Kesempatan ini kita akan membahas topic tersebut di atas, yakin mencakup produktivitas tenaga kerja, perkiraan tenaga kerja periode puncak, perkiraan tenaga lapangan dan engineering, serta perencanaan sumber daya non-SDM.
Di samping itu, juga disajikan beberapa data dan grafik hasil penelitian G. J. Ritz, J. A. Bent, dan A. E. Kerridge yang erat relevansinya dengan perkiraan jumlah tenaga kerja proyek.
Jumlah Tenaga kerja
Secara teoritis, keperluan rata rata tenaga kerja dapat dihitung dari total lingkup kerja proyek yang dinyatakan dalam jam-orang atau bulan-orang dibagi dengan kurun waktu pelaksanaan.
Perhitungan ini akan menghasilkan garis lurus seperti terlihat pada gambar23-1. Garis vertical menunjukan jumlah tenaga kerja, dan garis horizontal menunjukan kurun waktu pelaksanaan. Jadi, misalnya total lingkup proyek sebesar 7.700 bulan-orang, dan kurun waktu penyelesaian proyek 22 bulan, maka rata rata keperluan tenaga kerja adalah 7.700 / 22 = 350 orang.
Hitungan sederhana di atas tentu tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya, karena akan timbul pemborosan dengan mendatangkan sekaligus 350 tenaga kerja pada awal proyek, mengingat pada saat itu belum cukup tersedia pekerjaan untuk mereka. Pekerjaan konstruksi menunggu material hasil kegiatan pembelian, sedangkan pembelian baru bias dimulai bila paket yang disiapkan oleh ahli desain-engineering telah selesai.
Selain itu, hasil guna tenaga kerja umunya berbeda beda. Oleh kerena itu, untuk merencanakan tenaga kerja proyek yang realities perlu diperhatikan bermacam macam faktor, di antaranya yang penting adalah seperti berikut ini.
1.Produktivitas tenaga kerja.
2.Tenaga kerja periode puncak (peak).
3.Jumlah tenaga kerja kantor pusat.
4.Perkiraan jumlah tenaga kerja konstruksi di lapangan.
5.Meratakan jumlah tenaga kerja guna mencega gejolak (fluctuation) yang tajam.
Perhitungan ini akan menghasilkan garis lurus seperti terlihat pada gambar23-1. Garis vertical menunjukan jumlah tenaga kerja, dan garis horizontal menunjukan kurun waktu pelaksanaan. Jadi, misalnya total lingkup proyek sebesar 7.700 bulan-orang, dan kurun waktu penyelesaian proyek 22 bulan, maka rata rata keperluan tenaga kerja adalah 7.700 / 22 = 350 orang.
Hitungan sederhana di atas tentu tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya, karena akan timbul pemborosan dengan mendatangkan sekaligus 350 tenaga kerja pada awal proyek, mengingat pada saat itu belum cukup tersedia pekerjaan untuk mereka. Pekerjaan konstruksi menunggu material hasil kegiatan pembelian, sedangkan pembelian baru bias dimulai bila paket yang disiapkan oleh ahli desain-engineering telah selesai.
Selain itu, hasil guna tenaga kerja umunya berbeda beda. Oleh kerena itu, untuk merencanakan tenaga kerja proyek yang realities perlu diperhatikan bermacam macam faktor, di antaranya yang penting adalah seperti berikut ini.
1.Produktivitas tenaga kerja.
2.Tenaga kerja periode puncak (peak).
3.Jumlah tenaga kerja kantor pusat.
4.Perkiraan jumlah tenaga kerja konstruksi di lapangan.
5.Meratakan jumlah tenaga kerja guna mencega gejolak (fluctuation) yang tajam.
Sumber : Manajemen Konstruksi Imam Soeharto
Baca Artikel Lain di Bawah ini :
- Subkontraktor dalam Proyek Kontruksi
- Ekspedisi Transportasi Dalam Proyek
- Keselamatan Kerja Konstruksi
- Memantau Proses Produksi Manufaktur
- Bidang Keahlian Konsultan Manajemen Proyek
- Tujuan dan Fungsi Peserta Proyek
- Peranan dan Tugas Pemilik Proyek
- Defenisi dan Contoh WBS Proyek
- Hubungan Antara Engineering dan Pengadaan Proyek
- Desain Engineering
- Konsultan Manajeman Proyek - New !!
- Produk Kerja antara dan Akhir
- Defenisi Lingkup Proyek Manajemen
- Lingkup Kegiatan Jasa Konstruksi
- Panitia Tender Proyek Konstruksi
- Hubungan Antara Owner dan Kontraktor
- Rancangan Kontrak Proyek Konstruksi
- Pengelolaan Alat-Alat konstruksi
- Hubungan Antara Owner, Kontraktor, dan Konsultan
- Peranan Pemilik dan Jenis Kontrak
Posting Komentar untuk "Perencanaan Sumber Daya Manusia Proyek"